Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak 13 reflika naga yang ada di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Sabtu, melakukan ritual "naga buka mata" di Kelenteng Kwan Tie Bio, Jalan Diponegoro Pontianak.
"Khusus di Kelenteng Kwan Tie Bio, Jalan Diponegoro Pontianak ada tujuh reflika naga yang melakukan ritual naga buka mata, kemudian enam naga lainnya melakukan ritual tersebut di kelenteng masing-masing," kata Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh Kota Pontianak tahun 2016, Riko Sugiarto di Pontianak.
Ia menjelaskan, khusus naga langit melakukan ritual naga buka mata di Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, karena naga tersebut memang berasal dari sana, tetapi akan bergabung dalam melakukan atraksinya pada puncak Cap Go Meh, Senin (22/2).
Adapun naga-naga yang telah melakukan ritual buka mata, diantaranya milik perorangan, yakni reflika naga Merah Putih, Surya Mas, Mutiara Cakra, Bakti Suci, dan Naga Langit. Kemudian milik Yayasan Pemadam Kebakaran (YPK) Siantan, Khatulistiwa, Budi Pekerti, Panca Bhakti, dan dua naga dari MABT (Majelis Adat Budaya Tionghoa), kemudian Naga Perdamaian, dan dari Seni Permainan Naga, Barongsai dan Tatung.
"Ritual naga buka mata tersebut dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB. Sehingga sepanjang Jalan Diponegoro sempat ditutup sementara," katanya.
Riko menambahkan, ritual naga buka mata dipandu seorang suhu yang kerasukan arwah. Kemudian suhu atau lauya itu yang memberikan tanda merah pada mata replika naga yang berarti mata naga itu telah dibuka dan mempunyai kekuatan atau keajaiban dalam mengusir roh jahat.
"Tradisi ritual naga buka mata dilakukan sebelum naga diarak keliling kota yang rencananya akan dilakukan di kawasan pecinan, yaitu Jalan Gajah Mada, Pahlawan, Tanjungpura dan selesai di Jalan Diponegoro, pada puncak perayaan CGM, pada hari Senin (22/2)," ujarnya.
Ritual naga buka mata dimaksudkan agar naga memberikan keajaiban untuk mengundang naga turun dari kayangan untuk memberikan berkah, dalam membantu masyarakat Kalbar, terhindar dari malapetaka, sehingga diberikan keselamatan dan kebaikan di dunia.
Riko menyatakan, menurut kepercayaan warga Tionghoa ritual buka mata berawal dari cerita dahulu kala di kalangan masyarakat Tionghoa bahwa ada naga yang pernah berkelahi dengan seorang manusia dan terkena panah di bagian mata. Beruntung ada biksu yang mengobati dengan berbagai mantra sehingga mata naga dapat sembuh kembali.
Kemudian, setiap naga yang melakukan ritual buka mata, pada hari ke-16 Imlek harus dibakar agar tidak membahayakan keselamatan para pemain naga tersebut, katanya.
Kemudian bagi replika naga yang telah menjalani ritual naga buka mata, pada hari ke-16 Imlek, yakni Rabu (23/2), mulai pukul 14.00 WIB, juga haru menjalani ritual naga tutup mata di Kelenteng Kwan Tie Bio kemudian dilanjutkan kembali dengan menjalani ritual bakar naga di Kompleks Pemakaman YBS, Sungai Raya kilometer delapan, Kabupaten Kubu Raya.
Riko berharap, Perayaan CGM tahun 2016 yang menampilkan atraksi naga langit sepanjang 100 meter, berkepala besar seukuran mobil minibus, barongsai, dan seni budaya warga Tionghoa lainnya tersebut dapat berdampak positif bagi iklim wisata di Pontianak.