Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat terpaksa memasukkan 12 truk telur dari Kalimantan Selatan menyusul semakin tingginya harga komoditas tersebut menjelang Lebaran.
"Sebenarnya pada saat menjelang Ramadhan kemarin kita sudah membuat kesepakatan dengan para pedagang telur untuk membuat kesepakatan harga. Namun, sayangnya kesepakatan itu tidak dipenuhi sehingga harga telur menjadi sangat mahal sekarang," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar, Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan, saat ini harga telur pada sejumlah daerah di Kalbar terus merangkak naik. Bahkan saat ini mencapai Rp1.800 per butir. Sedangkan pada saat membuat kesepakatan dengan pedagang harga yang disepakati paling tinggi Rp25 ribu per kilogram.
"Tapi sekarang mencapai Rp27 ribu per kilogram. Di Sanggau itu mencapai Rp1.800 per butir," tuturnya.
Manaf mengaku kesal dengan kenaikan harga telur di atas kesepakatan bersama saat rapat pada Mei lalu. Ia juga telah menghitung nilai balik modal.
"Nilai BEP-nya paling besar hanya Rp19 ribu per kilogram. Kalau menjualnya sampai Rp27 ribu per kilogram, itu keterlaluan," katanya.
Menurut Manaf, pihaknya akan mendatangkan 12 truk telur dari Kalsel. Total telur yang akan masuk ke Kalbar tersebut sebanyak 60 ton atau sekitar 960 ribu butir.
Telur tersebut sudah diberangkatkan ke Pontianak. Diperkirakan tiba di Pontianak sebanyak dua truk pada Sabtu (25/6) dan akan langsung di kirim ke Sambas.
Sementara itu, pada hari Minggu mendatang diperkirakan akan kembali datang sebanyak empat truk dan akan langsung dikirim ke Mempawah sebanyak satu truk dan tiga truk lagi akan dijual di Pontianak.
"Untuk sisanya akan kita sebar ke kabupaten lainnya yang ada di Kalbar. Nantinya telur ini akan kita jual dengan harga Rp21.500 per kilogram atau sekitar Rp1.350 per butir," kata Manaf.
Manaf menegaskan telur yang dijual saat operasi pasar aman dikonsumsi. Sebelum dikirim ke Kalbar telur-telur tersebut sudah melalui pemeriksaan kesehatan.
"Masyarakat diperbolehkan membeli telur paling banyak 30 butir. Untuk menghindari penimbunan, pembeli akan didata," katanya.
Manaf menambahkan, telur tersebut didatangkan ke Kalbar dengan sistem tukar dengan pemerintah Kalsel dimana telur tersebut ditukar dengan ayam merah dari Kalbar.
(U.KR-RDO/N005)
Dinas Peternakan Kalbar Datangkan Telur Dari Kalsel
Jumat, 24 Juni 2016 15:36 WIB