Jakarta (Antara Kalbar) - "Saya yakin setelah makan nasi goreng saya, Anies sekarang sayang dengan saya," kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam rapat pleno Tim Pemenangan Anies-Sandiaga di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Selasa (11/10) malam.
Kata-kata Prabowo itu seolah merupakan isyarat jawaban atas pertanyaan banyak orang mengenai keputusan Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akhirnya mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Sebelumnya memang banyak pihak yang mempertanyakan, bahkan mencibir Anies maupun Prabowo terkait dengan keputusan itu. Pasalnya, saat Pemilihan Presiden 2012, Anies merupakan pendukung Joko Widodo dan pernah mengeluarkan pernyataan negatif tentang Gerindra.
Prabowo mengatakan keputusan untuk mengusung Anies-Sandiaga bukan proses yang begitu saja dan mudah. Perlu kelegawaan dan kenegarawanan seluruh pihak, sebelum akhirnya menerima keputusan mengusung Anies-Sandiaga.
PKS, misalnya, Prabowo mengatakan sebagai mitra partai koalisi dengan Partai Gerindra yang sudah mengusung Sandiaga Uno, seharusnya berhak mendapatkan posisi calon wakil gubernur untuk kadernya. Namun, PKS berjiwa besar kadernya tidak menjadi calon wakil gubernur.
"Begitu pula dengan Sandiaga yang legawa, bilang tidak masalah jadi calon wakil gubernur, padahal sudah bergerak selama sembilan bulan. Anies juga kami yang minta, lalu ada yang menyebut-nyebut masa lalu," tuturnya.
Hal senada dikatakan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri. Salim mengatakan sempat kurang tidur tiga hari tiga malam saat membahas calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 bersama Partai Gerindra.
"Kalau saat itu kami mengedepankan ego partai, pasti mudah menentukan siapa yang akan diusung. Namun, kami mengedepankan kehati-hatian. Itu yang lebih penting," ucapnya.
Menurut Salim, kehati-hatian penting dilakukan karena DKI Jakarta merupakan barometer bangsa dan negara Indonesia. Bila presiden dan wakil presiden kerap disebut RI 1 dan RI 2, maka Salim mengatakan gubernur DKI Jakarta bisa disebut sebagai RI 3.
Dua minggu setelah Anies-Sandiaga mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Salim menyebut sudah melihat titik kemenangan yang akan diraih pasangan tersebut.
"Saya optimistis dengan kekompakan, kenegarawanan Pak Prabowo dan soliditas kita semua, Insya Allah kita akan menangkan DKI Jakarta," tuturnya.
Bila Prabowo menyebut nasi goreng sebagai salah satu sarana untuk mencairkan permasalahan dengan Anies, lain halnya dengan Presiden PKS Sohibul Iman.
"Sebelum kenal, saya agak ngeri dengan Pak Prabowo. Namun setelah kenal, saya cinta dengan kopi Pak Prabowo," ujarnya.
Kurang Komunikasi Prabowo mengakui memang pernah ada perbedaan dengan Anies di masa lalu. Namun, dia meyakini hal itu lebih disebabkan karena salah paham dan kurang komunikasi.
"Mungkin dulu saya yang salah, tidak sering komunikasi dengan Pak Anies. Perselisihan memang bisa terjadi karena salah paham atau komunikasi yang tidak baik," imbuhnya.
Prabowo kemudian membandingkan dengan sebagian rakyat Aceh yang sempat mengangkat senjata untuk memerangi Indonesia. Akhirnya sebagian rakyat Aceh itu bisa berdamai dengan Indonesia setelah menemukan bahwa mereka masih bersaudara dengan seluruh bangsa Indonesia.
"Dalam kehidupan berbangsa, tidak ada masalah dengan perbedaan, perselisihan dan pertikaian. Dengan komunikasi yang baik, semua masalah itu bisa diselesaikan," tukasnya.
Prabowo mengaku belajar dari PKS yang secara legawa bisa menerima pasangan Anies-Sandiaga demi rakyat Jakarta dan Indonesia. Dia menyebut Anies dan Sandiaga merupakan putra-putra terbaik yang memiliki rekam jejak jelas di bidangnya masing-masing.
"Mereka mencintai rakyat dan memiliki jiwa mengabdi. Kalau tidak, mereka tidak mungkin mau mencalonkan diri," ujarnya.
Sementara itu, Anies Baswedan mengatakan kelegawaan dan kenegarawanan Prabowo, Partai Gerindra dan PKS bisa menjadi contoh bagi seluruh bangsa Indonesia.
"Partai Gerindra dan PKS bisa menjadi rujukan bahwa di Indonesia masih ada kematangan politik," ujarnya.
Menurut Anies, Partai Gerindra dan PKS lebih mengedepankan rasionalitas politik, karena itu Prabowo menyebut kelompok pendukung Anies-Sandiaga sebagai Koalisi Rasional.
"Pada saat berbeda, seseorang biasanya tidak bisa bersama dan berjauhan. Yang terjadi sekarang adalah contoh kenegarawanan bagi bangsa kita," tambahnya.
Terkait dengan pencalonannya dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 bersama Sandiaga Uno, Anies mengakui mendapatkan mandat yang tidak ringan. Namun, dia optimistis dapat memenangi pemilihan di Jakarta.
Kampanye Berbeda Anies menjanjikan akan melakukan kampanye yang berbeda pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 bersama pasangannya, Sandiaga Uno.
"Yang akan kami kampanyekan nanti bukan tentang kami berdua atau partai yang mengusung, tetapi tentang tujuan mewujudkan Jakarta sebagai kota yang maju dan membahagiakan bagi warganya," ungkapnya.
Anies mengatakan bila ingin perubahan terjadi di Jakarta, maka kampanye yang akan dilakukan harus sudah mencirikan perubahan itu. Karena itu, dia mengajak Tim Pemenangan Anies-Sandiaga untuk berkampanye dengan adab dan cara yang baik.
"Tidak banyak yang melakukannya, tetapi semua yang terlibat dalam pemenangan Anies-Sandiaga sudah menandatangani pakta integritas. Semua jelas apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan," tuturnya.
Menurut Anies, dua pekan sejak mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur ke KPU DKI Jakarta, dia bersama Sandiaga sudah berkeliling ke berbagai wilayah di Jakarta bersama tim dan relawan yang ikhlas.
"Insya Allah Anies-Sandiaga akan menang. Kalau barisan rapi, kerja disiplin, tanda-tanda perubahan sudah tampak. Ikhtiar ini bukan untuk siapa-siapa, tetapi untuk warga Jakarta," jelasnya.
Hal senada disampaikan Sandiaga Uno yang mengatakan kampanye Anies-Sandiaga merupakan kampanye yang belum pernah dilakukan di Indonesia sebelumnya.
"Kami akan lebih fokus turun ke titik-titik masyarakat. Waktu sangat singkat, tetapi kami sudah memiliki peta dan topografinya," tuturnya.
Menurut Sandiaga, dia sudah mulai bekerja dan turun ke masyarakat 10 bulan sebelumnya. Dia mengatakan melihat ada perubahan pada masyarakat setelah pasangan Anies-Sandiaga ditetapkan dan mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta.
"Saya melihat masyarakat berharap ada perubahan. Mereka berharap Anies-Sandiaga bisa membawa perubahan untuk Jakarta," ujarnya.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan diikuti tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai Nasdem. Kemudian Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.
Politik "Nasi Goreng" Ala Prabowo Demi Anies-Sandiaga
Rabu, 12 Oktober 2016 11:54 WIB