Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Badan Perpustakaan Kearsipan dan Dokumentasi (BPKD) Kalimantan Barat, Ignasius IK mengungkapkan sampai saat ini minat baca masyarakat di daerah tersebut masih sangat rendah sebagaimana kondisi di Indonesia secara umum.
"Sampai saat ini, tingkat literasi atau kepustakaan dan minat baca masyarakat di tanah air seperti juga di Kalbar masih ketinggalan jauh jika dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara," kata Ignasius di Pontianak, Sabtu.
Dia mengatakan, tingkat literasi di Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara hasil dari penelitian Connecticut State University Amerika Serikat dalam Kajian Tingkat Literasi Negara-Negara di Dunia. Posisi tersebut tidak lebih bagus dari Bostwana di Afrika yang menempati peringkat ke 61.
Menurutnya di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah menciptakan sumber daya manusia terampil dan berdaya saing global.
Namun disisi lain, jumlah penerbitan buku di Indonesia juga masih jauh dari ideal. Data yang dirilis Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) pada 2005 jumlah penerbitan buku di Indonesia sebanyak 30.000 judul pertahun.
Jumlah itu masih sangat kurang jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang berjumlah 240 juta jiwa.
"Untuk itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berinisiatif menggelar pameran buku (Book Fair) dengan skala lebih besar dengan menghadirkan penerbit dari Kalbar dan sejumlah daerah. Ini semata-mata untuk mendorong budaya literasi di Kalimantan Barat," katanya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat Untad Dharmawan mengatakan, tingkat literasi di Kalimantan Barat berada di posisi delapan besar terbawah jika dilihat dari presentase aktivitas Siswa Membaca dalam seminggu. Presentase siswa membaca di Kalbar tercatat sebesar 79,70 persen.
"Ini menjadi peran bersama untuk meningkatkan minat baca atau budaya membaca di Kalbar," katanya.
Untuk meningkatkan minat baca perpustakaan Kalbar terus menambahkan koleksinya. Saat ini koleksi di perpustakaan mencapai 191.659 eksemplar.
Langkah lain yang juga dilakukan yakni mendistribusikan buku-buku ke berbagai daerah dan komunitas. Tercatat ada 214 ribu eksemplar dari 5.785 judul buku mereka distribusikan sepanjang 2013-2015.
"Terdapat 205 pos (sarana) penerima buku-buku, mulai dari perpustakaan di wilayah perbatasan dengan Malaysia hingga perpustakaan komunitas yang dikelola oleh masyarakat. Di hotel bahkan di warung kopi pun ada kami titipkan buku-buku untuk dibaca masyarakat," katanya.
(U.KR-RDO/M019)
