Pontianak (Antara Kalbar) - Bank Rakyat Indonesia mencatat, saat ini ada sebanyak 53 nasabah BRI yang menjadi korban "skimming" dengan total kerugian sekitar Rp257 juta, kata Kepala Bidang Humas BRI Pusat Jakarta, Fajar Sidik Pramono.
"Peristiwa tersebut dialami para korban yang melapor pada awal November 2016. Dan kami sudah melakukan investigasi terhadap nasabah yang menjadi korban skimming tersebut," kata Fajar Sidik Pramono di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan, saat ini pihak BRI sudah melakukan pengembalian uang kepada tujuh korban skimming yang sudah benar-benar fiks dengan nilai pengembalian mencapai lebih dari Rp100 juta.
"Sementara sisanya, juga akan kami lakukan pengembalian ke rekening masing-masing nasabah secara utuh tidak berkurang satu rupiah pun, dan ditargetkan minggu ke tiga bulan November ini," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Fajar menambahkan pihak BRI bersama dengan lembaga perbankan lainnya saat ini gencar melakukan patroli ATM serta melakukan pengecekan di masing-masing mesin ATM yang ada.
Data BRI, tercatat sebanyak 325 mesin ATM yang tersebar di kabupaten/kota Kalbar.
"Kami sudah melakukan penjaminan keamanan, dan mudah-mudahan tidak terjadi lagi kasus skimming sehingga merugikan nasabah," ujarnya.
Fajar menambahkan, sejak bulan September 2016, BRI merupakan bank dengan aset tertinggi dengan total aset mencapai Rp895,95 triliun. BRI juga memiliki sebanyak 23.695 mesin ATM di seluruh Indonesia.
"Dengan jumlah tersebut, tentunya kami tidak akan sembarangan dan berhati-hati dalam memberikan jaminan keamanan kepada nasabah," katanya.
Pembobol ATM dengan skimming adalah dengan memasang alat skimming yang memindai data yang terdapat pada pita magnetik atau magnetic stripe pada kartu ATM saat nasabah memasukkan ke lubang ATM.
Dari data tersebut, pelaku dapat menggandakan nomor kartu debit ke kartu baru.
Dengan dua kombinasi tersebut, pelaku selanjutnya dapat menggunakan kartu duplikat tersebut untuk mencairkan dananya di mesin ATM atau menggunakannya sebagai kartu debit.
(A057/N004)