Sukadana (Antara Kalbar) - Pelajar SMK Kabupaten Kayong Utara nyaris menjadi korban penipuan bermodus beasiswa prestasi, Sabtu.
Pelaku menelepon calon korbannya yang disebutkan mendapat beasiswa prestasi yang berkisar antara Rp3 juta hingga Rp7,5 juta.
Seperti dikatakan Ah Young, salah satu pelajar yang dihubungi oleh pelaku, mengatakan dirinya dihubungi oleh seseorang dari nomor yang tidak diketahui namun mengatasnamakan pihak sekolah.
Pelaku menjelaskan dirinya mendapat beasiswa prestasi senilai Rp7 juta, dimana beasiswa tersebut akan ditransfer ke rekening orang tua atau rekening pelajar.
Syaratnya, korban mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh pelaku melalui sambungan telepon untuk melakukan transaksi di ATM terdekat.
Ah Young merasa curiga dan langsung menghubungi pihak kepala sekolah untuk meyakinkan kebenaran adanya beasiswa tersebut.
Beruntung, klarifikasi dan bantahan dari pihak kepala sekolah membuat Ah Young tidak mengikuti permintaan pelaku untuk melakukan transaksi di mesin anjungan tunai mandiri.
"Banyak kawan-kawan yang juga dihubungi dan mendapatkan biasiswa serupa, untung sempat telepon kepala sekolah dan tidak benar adanya beasiswa tersebut dan jangan diikuti karena itu penipuan," kata Ahyong.
Sementara itu saat dikonfirmasi kepada kepala sekolah SMK Sukadana, Tulus mengatakan dua hari terakhir ini dirinya memang mendapatkan informasi yang tidak benar terkait adanya beasiswa prestasi yang ditujukan bagi anak didiknya di SMK Sukadana.
Adanya beasiswa prestasi yang diterima oleh pelajar SMK melalui sambungan telepon oleh orang yang tidak dikenal dan mengatasnamakan pihak sekolah tersebut murni modus penipuan dengan menggunakan transaksi di anjungan tunai mandiri.
Dirinya juga menerima banyak keluhan dan permintaan penjelasan dari siswa bahkan dari orang tua siswa terkait beasiswa tersebut. Namun dirinya merasa hal tersebut murni penipuan.
Tulus merasa heran apa yang disampaikan oleh pelaku melalui sambungan telepon kepada orang tua murid atau kepada para murid sangat akurat.
Mulai dari nama murid, orang tua, nama wali kelas, prestasi anak di sekolah hingga nilai mata pelajaran anak dapat disampaikan oleh pelaku dan hal ini yang membuat sebagian besar pelajar yang dihubungi oleh pelaku merasa yakin.
'Saat ini untuk mendapatkan data sekolah dan murid sangat mudah karena sekarang sistem online, apakah memang ada jaringan mereka mengirim alamat email palsu mengatasnamakan kementerian atau lembaga pusat untuk meminta data ke sekolah, atau ada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan data sekolah untuk kepentingan tertentu," tegas Tulus.
Tulus menambahkan modus yang dilakukan oleh pelaku sangat rapi dan terencana karena dilakukan pada saat anak sudah libur sekolah dan pihak bank juga sedang libur.
Hal ini dimaksudkan untuk menyulitkan komunikasi antara murid dengan pihak sekolah untuk mengkonfirmasi terkait beasiswa tersebut atau bertepatan dengan hari libur dimana bank tidak dapat melayani nasanah dan tidak bisa melakukan pemblokiran rekening jika terjadi transaksi yang diminta oleh pelaku tersebut.
Terdapat dua nomor seluler yang dipergunakan oleh pelaku untuk menghubungi para calon korban yang merupakan pelajar SMK Sukadana, yakni 082349296054 dan 08521157452.
"Sampai saat ini saya belum mendapat informasi ada pelajar kami yang sudah melakukan transaksi, namun sudah banyak orangtua yang datang atau menelpon terkait untuk menanyakan kebenaran beasiswa tersebut," kata Tulus.
Tulus meminta kepada seluruh pelajar, dewan guru atau orang tua murid tidak mudah percaya dengan adanya penipuan yang berkedok beasiswa, apalagi dikakukan dengan sistem transfer rekening tanpa ada pertemuan terlebih dahulu.