Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Dr M Zeet Hamdy Assovie mengharapkan masyarakat Tionghoa untuk dapat terus melestarikan budaya Imlek dan Cap Go Meh yang selama ini terbukti menjadi salah satu aset budaya yang berharga di Kalbar.
"Perayaan Cap Go Meh mengandung `Culture Knowledge` yang berisikan nilai-nilai religius yang mengakui kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dilestarikan dari generasi ke generasi agar terbentuk karakter dan pekerti masyarakat yang berkepribadian," kata M Zeet di Pontianak, Senin.
Dia mengatakan, pada perayaan CGM, atraksi naga, tatung dan barongsai juga menggambarkan Culture Behavior yang mempunyai daya tarik untuk mendatangkan wisatawan baik Nusantara maupun Internasional.
Selain itu, menurut Sekda perayaan Cap Go Meh senantiasa dinantikan oleh masyarakat Kalimantan Barat, khususnya warga etnis Tionghoa, karena sesuai dengan kepercayaan Tri Dharma, naga merupakan makhluk suci dari kahyangan yang muncul ke muka bumi untuk mengusir roh-roh jahat sekaligus memberikan rahmat, rezeki dan kedamaian serta mengusir atau menolak bala.
Menurutnya, perayaan Cap Go Meh yang telah tumbuh, berkembang dan mengakar merupakan kekayaan budaya lokal yang terus dilestarikan dan merupakan proses asimilasi dan aktualisasi dalam kurun waktu yang sudah cukup lama dan diwariskan secara turun temurun.
Dijelaskannya, Provinsi Kalimantan Barat memiliki wilayah yang cukup luas, dengan ragam budaya dari etnis yang ada di tanah air. Budaya tersebut umumnya tumbuh dan berkembang di tengah-tengah mayoritas masyarakat Melayu, Dayang dan Cina, dengan latar belakang sejarah, bahasa, kepercayaan dan keyakinan yang berbeda-beda.
Kemajemukan penduduknya, membuat daerah ini menyimpan potensi budaya yang unik dan luhur sehingga apabila dikemas dengan baik, akan menjadi aset yang tak ternilai harganya guna meningkatkan pembangunan daerah khususnya pengembangan industri pariwisata.
Sejalan dengan Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, yaitu terwujudnya Masyarakat Kalimantan Barat yang beriman, sehat, cerdas, aman, berbudaya dan sejahtera, Sekda berharap untuk menjadikan momentum perayaan Cap Go Meh sebagai wahana perekat persatuan dan kesatuan.
"Untuk itu, Pemprov Kalbar mengajak, untuk menjadikan perayaan Cap Go Meh salah satu daya tarik wisata Kalimantan Barat, sehingga target pada tahun 2019 untuk menjadikan Pariwisata Indonesia sebagai yang terbaik di kawasan Asia Tenggara," tuturnya.
Untuk mencapai target tersebut, dia juga berharap kepada semua stakeholder untuk sama-sama bekerja keras menggali dan mengembangkan potensi kepariwisataan berbasis budaya yang selama ini masih belum tereksplor.
Diingatkannya pula, bahwa pembangunan sektor pariwisata tidak bisa disamakan dengan pembangunan di bidang lainnya karena keberhasilannya tidak saja hanya didukung oleh atraksi yang ditampilkan. Akan tetapi juga didukung oleh situasi keamanan, infrastruktur, yang memadai serta sarana dan prasarana yang ada serta mengembangkan industri pariwisata menggunakan pola pikir dan pendekatan sistem dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada di suatu daerah.
"Pembangunan di sektor pariwisata harus mendapatkan dukungan penuh dan partisipasi masyarakat, yakni partisipasi dalam menciptakan Sapta Pesona yaitu rasa aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan, dimana konsep tersebut harus selalu diciptakan agar tercipta situasi yang menyenangkan bagi wisatawan yang sedang berkunjung," katanya.
(U.KR-RDO/N005)