Jakarta (Antara Kalbar) - Lembaga Amil Zakat Nasional Lazismu melalui
program Klinik Apung Said Tuhuleley menyediakan klinik kesehatan
terapung yang dapat diakses gratis masyarakat kurang mampu di kawasan
Maluku, terutama bagi masyarakat pesisir dan kepulauan.
"Mengapa Maluku? Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2014,
Maluku merupakan provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terendah,
yakni hanya satu persen dari total jumlah tenaga kesehatan
se-Indonesia," kata Direktur Utama Lazsimu Andar Nubowo lewat keterangan
tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dia
mengatakan klinik apung tersebut merupakan klinik pertama yang digagas
Lazismu. Klinik tersebut dilengkapi fasilitas ruang tindakan dan ruang
pemeriksaan medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang selama ini
tidak terjangkau di Maluku.
Klinik Apung Said Tuhuleley,
kata dia, diharapkan turut berkontrobusi dalam mengurangi permasalahan
yang ada di Maluku terutama berkaitan dengan layanan kesehatan. Program
tersebut merupakan bagian dari penerapan program-program Lazismu di
daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T).
Ketua PP
Muhammadiyah Hajriyanto Thohari mengatakan Maluku memiliki banyak pulau
kecil dan terpencil yang harus ditempuh dengan jarak yang cukup jauh.
Dengan begitu, pengadaan klinik apung itu akan sangat membantu
masyarakat terpencil dalam mendapatkan pelayanan kesehatan maupun
pendidikan.
Hajriyanto mengatakan pemilihan nama Said
Tuhuleley bukan sebuah kebetulan. Sebab, Said dikenal sebagai pejuang
kaum marginal di lingkungan Muhammadiyah dan merupakan putra Maluku asli
yaitu dari Saparua.
Semasa menjadi Ketua Majelis
Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah hingga berpulang pada 9 Juni
2015, kata dia, Said gigih menjalankan berbagai program peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin.
Dia mengatakan Klinik Apung
Said Tuhuleley dirancang di atas sebuah kapal dengan dimensi panjang
keseluruhan 15 meter dan lebar 3,5 meter. Klinik Apung akan diresmikan
oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Februari atau bertepatan dengan Sidang
Tanwir Muhammadiyah di Ambon.
Klinik terapung itu sendiri
menelan dana pembuatan sekitar Rp2 miliar. Sumber dana diperoleh dari
sumbangan masyarakat yang disalurkan melalui Lazismu. "Lazismu
optimistis klinik apung terus mendapat dukungan dari masyarakat. Selama
ini masyarakat terbukti selalu mendukung program Lazismu yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan kaum dhuafa," kata dia.
LAZIZMU Sediakan Klinik Apung Untuk Masyarakat Maluku
Minggu, 19 Februari 2017 9:34 WIB