Singkawang (Antara Kalbar) - Seorang bocah di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Aisha Kirana (8) meninggal lantaran menderita demam berdarah (DBD) sejak Jumat pekan lalu.
Bocah yang duduk di kelas 2 SD ini meninggal pada hari Selasa (21/3) sekitar pukul 21.30 WIB, di Rumah Sakit Vincentius, Singkawang.
"Sebelumnya Aisha sempat dirawat di Rumah Sakit Abdul Aziz Singkawang. Dikarenakan ruang ICU penuh, dengan segala pertimbangan dan risiko sehingga dipindah ke ICU Vincentius," kata ayah almarhum, Andri, saat ditemui di rumah duka, di Singkawang, Rabu,
Andri menceritakan, sebelum dinyatakan DBD, anak pertamanya itu terkena demam tinggi. "Demam tinggi pada hari Jumat. Saya pikir demam biasa, lalu saya bawa ke manteri (perawat kesehatan) dan dikasih obat penurun panas," katanya.
Namun, keesokan harinya (Sabtu), panas Aisha tak juga turun, akhirnya, Aisha dibawa ke Rumah Sakit DKT. "Disitu pun sama juga, cuma dikasih obat penurun panas," katanya.
Sampai keesokan harinya, lanjut cerita Andri, panas yang dialami Aisha tak juga turun-turun. Akhirnya, Aisha dibawa lagi ke Puskesmas Condong, pada Senin pagi.
Sayangnya, disitu alat untuk melakukan tes dirasakan kurang lengkap. Akhirnya Aisha dibawa pulang. Sampai sore hari, Aisha mengalami mimisan (keluar darah dari hidung). Atas kondisi itu, Andri menyimpulkan jika Aisha mengalami Tipes atau DBD.
"Saya cek di internet, ternyata yang dialami Aisha merupakan gejala DBD," katanya.
Guna memastikan hal itu, dirinya pun langsung membawa Aisha ke Rumah Sakit DKT. Sayangnya disana juga tidak punya alat untuk tes darah.
Kemudian, Aisha dibawa ke Klinik ICM Jenderal Sudirman untuk dilakukan tes darah dan dari hasil tes itu, ternyata Aisha memang positif DBD. Akhirnya, dia pun meminta rujukan agar Aisha dirawat ke Rumah Sakit Abdul Aziz Singkawang.
"Kondisinya sempat bagus hingga Selasa siang. Begitu sore, kondisi Aisha drop, karena HB-nya turun, lantaran pembuluh darah sudah pecah dan terkena paru-paru sehingga dia sesak napas," tuturnya.
Mengingat ICU Rumah Sakit Abdul Aziz Singkawang penuh, dengan segala pertimbangan dan risiko sehingga dipindah ke ICU Vincentius. Tapi sayang, hingga malam tepatnya pukul 21.30 WIB, Aisha sudah menghembuskan napas terakhir.
Menurutnya, tidak hanya Aisha yang mengalami DBD. Tapi juga banyak anak-anak yang terkena virus itu, khususnya di sekitar Bukit Batu.
Untuk itu, dirinya meminta agar Dinas Kesehatan segera bertindak untuk memberantas penyebaran nyamuk Aides Aigepty ini. Terutama di sekolah-sekolah.
"Karena melihat dari kasus yang dialami Aisha, sepertinya dia terkena di sekolah bukan di rumah," katanya.
Secara terpisah, Kabid Pelayanan dan Medis RSUD Abdul Aziz Singkawang, Mularso mengatakan, jika penderita penyakit demam berdarah tahun ini dirasakan meningkat dibanding tahun sebelumnya.
"Bayangkan dalam bulan Maret ini saja, sudah ada 9 pasien DBD yang kami tangani, dan mereka masuknya secara beruntun," kata Mularso.
Dari 9 pasien DBD yang ditangani, katanya, dua orang meninggal dunia. Sedangkan tujuh pasien lainnya, ada yang kritis dan ada yang sudah melalui masa kritis.
"Dari tujuh pasien yang tersisa, dua pasien dalam masa kritis sedangkan lima orangnya sudah melalui masa kritis. Meski demikian, belum bisa dibilang aman, dan masih kita pantau terus," ujarnya.
Menurutnya, penderita DBD yang ditangani rata-rata anak di usia sekolah dasar (SD). Dengan penyebaran pasien bukan dari satu wilayah saja, melainkan beberapa wilayah yang ada di kota Singkawang, seperti Singkawang Tengah, Barat dan Selatan.
Pasien yang dibawa ke rumah sakit rata-rata sudah terbilang telat. Karena, pada saat dibawa keadaannya sudah dalam Dengue Shock Syndrome (DSS).
"Bahkan ada satu pasien yang belum sampai ke rumah sakit, tapi sudah meninggal di ambulans pada saat perjalanan menuju rumah sakit," jelasnya.
Dia menilai, tingginya angka kasus DBD tahun ini, sudah bisa dikatakan siklus KLB. Mengingat sudah ada anak yang meninggal. "Ini luar biasa, dalam bulan ini saja sudah ada 9 penderita, dan masuknya pun beruntun," pungkasnya.
RSUD Abdul Azis sudah mengambil langkah-langkah dengan melaporkan kasus ini ke Dinas Kesehatan agar mereka dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasi lebih jauh penyebaran penyakit mematikan tersebut.
(U.KR-RDO/N005)
Seorang Bocah Di Singkawang Meninggal Karena DBD
Rabu, 22 Maret 2017 16:41 WIB