Pontianak(Antara) - Masyarakat Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang mendukung penuh Bupati Landak, dr Karolin Margret Natasa untuk bertarung dalam Pemilihan Gubernur Kalbar 2018 mendatang.
"Pada Minggu kemarin, kami melaksanakan upacara adat Kenyalang Giring Anak yang merupakan merupakan sebuah bentuk keinginan dari masyarakat akan lahirnya pemimpin baru yang mau mendengar apa yang menjadi keluhan dari masyarakatnya. Dalam hal ini, kita mengundang sejumlah tokoh, termasuk Bupati Landak yang kami harapkan mau maju pada Pilgub Kalbar nanti," kata tokoh masyarakat Desa Jaya Mentari, Kecamatan Tempunak, Antonius Abe, Selasa.
Keinginan masyarakat pada upacara adat tersebut kemudian diterjemahkan oleh Romo Edi salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Tempunak dengan mengajukan pertanyaan khusus saat diberikan kesempatan untuk berdialog dengan orang nomor satu di Kabupaten Landak tersebut.
"Tadi kita sudah berbicara tentang bagaimana membangun generasi yang sehat dan cerdas, pada intinya adalah peran sang Ibu lah yang menjadi faktor utamanya. Terlepas dari itu semua, kami masyarakat Tempunak menantikan kelahiran pemimpin baru di Kalimantan Barat, apakah Ibu Karolin bersedia menjadi ibu bagi Kalimantan Barat," katanya yang membuat Karolin tersentak kaget.
Menanggapi harapan masyarakat dari Bumi Senentang tersebut, Puteri pertama Gubernur Kalbar itu menjawab bahwa dia siap maju sebagai calon gubernur Kalbar 2018 mendatang.
"Saya siap maju sebagai calon gubernur 2018, karena saya memang bersiap, karena ketika Bapak saya menjadi gubernur kita sudah berfikir bagaimana setelah Cornelis ini harus ada yang sudah disiapkan, jadi kita menyiapkan banyak orang. Maka bapak dan ibu jangan heran kalau hari ini banyak tokoh Dayak yang siap maju sebagai calon gubernur karena memang kami juga yang meyiapkannya," kata Karolin.
Menurut Dokter yang pernah bertugas di Puskesmas Mandor tersebut berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Median posisinya masih kuat dalam indikator popularitas dan pengalaman.
"Tapi berdasarkan hasil survey yang hari ini posisi yang kuat itu saya, karena yang kenal dengan saya itu lebih banyak dibandingkan tokoh-tokoh yang lain. Oleh karena itu waktu tinggal sekian lama lagi, saya rasa sudah tidak ada waktu kalau kita harus mulai sosialisasi dari nol oleh tokoh-tokoh yang lain maka saya siap untuk jadi calon gubernur," tuturnya.
Pada upacara adat Kenyalang Giring Anak tersebut diawali dengan melakukan perarakan 3 buah patung ukiran burung kenyalang atau bisanya dikenal dengan burung enggang dari rumah tokoh adat menuju tempat kegiatan.
Setibanya di tempat kegiatan, rombongan disambut dengan ritual pancung buluh muda yang terlebih dahulu diawali dengan memotong/menyembelih ayam diatas potongan bambu yang akan dipancung. Hal ini dimaknai mensucikan niat untuk menghalau segala bentuk gangguan dan halangan yang akan dihadapi kedepan.
Pada upacara tersebut, yang mendapat kesempatan untuk melakukan pancung buluh muda adalah wakil sekjen MADN yang juga Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa.
Memasuki tempat kegiatan, rombongan disuguhkan dengan minuman khas masyarakat Dayak, yakni tuak dan disambut tarian adat Dayak Seberuang. Tepat didepan panggung utama, berkumpul 4 orang wanita yang menyajikan atraksi menumbuk padi yang dikelilingi para penari.
Menumbuk padi merupakan tradisi Suku Dayak secara turun temurun yang memiliki arti terjalinnya sebuah kekompakan yang terepresentasikan melalui irama dalam menumbuk padi secara bergantian.
Begitulah sekilas tentang bagaimana kekayaan tradisi, adat serta budaya masyarakat yang ada di Kecamatan Tempunak, terlepas dari itu semua ini merupakan sebuah sarana bagi mereka untuk mengungkapkan keinginan dan harapan mereka.
Menurut Yones Itui (62) tokoh adat dari Dusun Landau Aray, Desa Jaya Mentari makna dibalik ritual adat "Kenyalang Giring Anak" adalah harapan akan hadir sosok pemimpin baru yang melindungi dan selalu dekat dengan masyarakatnya. Sosok pemimpin muda yang berasal dari keluarga yang juga memiliki pengalaman dalam memimpin rakyatnya.
(U.KR-RDO/T011)
