Singkawang (Antara Kalbar) - Tokoh masyarakat Singkawang, H Ruslan Karim meminta pemerintah Indonesia untuk peduli kepada umat Muslim Rohingya yang dibantai secara sadis oleh militer Myanmar.
"Terus terang kami sebagai umat Islam sangat sedih. Apalagi kita lihat di media sosial bahwa saudara-saudara kita di Rohingya diseret, dibantai, tanpa ada satupun yang peduli," kata Ruslan Karim, di Singkawang, Minggu.
Kalaupun lembaga-lembaga besar dunia tidak peduli, minimal negara-negara satu daratan seperti Indonesia, Malaysia dan negara-negara kawasan ASEAN itu ambil tahu dan peduli, kata dia lagi.
Mengingat sekarang ini masih dalam suasana Idul Adha yaitu pengorbanan, Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) ini meminta kepada pemerintah untuk tergerak hatinya membangun kepedulian kepada saudara-saudara Rohingya yang dibantai militer Myanmar.
"Jadi mohonlah kepada orang-orang yang memegang jabatan di negeri ini khususnya yang beragama Islam tergeraklah hatinya untuk membangun kepedulian kepada saudara-saudara kita yang dibantai di Myanmar," katanya.
Beredar foto dan video di media sosial Facebook, yang menunjukkan kalau minoritas muslim Rohingya dibantai militer Myanmar. Bahkan anak-anak pun ikut dipenggal dan dibakar oleh mereka.
Alhasil, postingan itupun mendapat berbagai komentar dari para netizen yang mendominasi untuk segera menghentikan pembantaian sadis warga Rohingya oleh penguasa Myanmar.
"Kita mengharapkan pemerintah Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian Indonesia (pasukan garuda) ke Myanmar," kata Roby Sanjaya, salah satu masyarakat yang peduli dengan kesengsaraan Rohingya.
Pengiriman pasukan ini diharapkan dapat menghentikan korban Rohingya terlebih dahulu.
"Apapun alasannya, pembunuhan/genosida terhadap umat dan manusia itu tidak dibenarkan," ujarnya.
Dia juga heran, kenapa aktivis HAM yang sangat getolnya selalu berteriak HAM namun kini diam seolah-olah tuli dan buta. Sangat tidak mungkin mereka tidak tahu dengan kejadian yang menimpa muslim Rohingya, kecuali memang ada kesengajaan pembiaran.
"Kalaupun mereka sedang proses mempersiapkan segala sesuatu untuk merespons genosida yang dilakukan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya, maka mereka dinilai telat, lambat dan terkesan ada pembiaran," ungkapnya.
Untuk itu, dia menegaskan kedepankan sisi kemanusiaan. Indonesia dengan pasukan garuda yang telah berhasil menjadi garda terdepan sebagai pasukan perdamaian yang selalu sukses menjalankan misinya di berbagai negara harus segera dikirim.
"Jangan lagi menunggu instruksi Amerika atau negara-negara Eropa untuk bergerak, tapi kita harus bersikap, cepat dan respons dan kami rasa, ini harapan kami dan sebagian besar rakyat Indonesia. Apalagi sebagai penduduk Islam terbesar di dunia, Indonesia merasa memiliki hubungan yang lebih dari kemanusiaan, tapi lebih kepada persaudaraan se-Islam," katanya.
Ini menjadi contoh bagaimana Islam ketika menjadi minoritas dan Islam menjadi mayoritas. "Ingin melihat bagaimana Islam menjadi minoritas maka lihatlah Myanmar, ingin melihat bagaimana Islam menjadi mayoritas, maka lihatlah Indonesia," pungkasnya.
(KR-RDO/N005)
Pemerintah Indonesia Diminta Peduli Terhadap Rohingya
Minggu, 3 September 2017 19:52 WIB