Pontianak (Antara Kalbar) - Sekda Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat M Zeet Hamdy Assovie, meminta kepada kaum perempuan untuk meningkatkan perannya dalam menciptakan kesehatan mental keluarga yang baik.
"Keluarga yang baik tentunya dibangun oleh perempuan-perempuan yang baik, kuat, tangguh sabar, serta adanya kerja sama yang harmonis antara suami, istri dan anak. Peran dan tugas perempuan dalam keluarga secara garis besar dibagi dalam tiga bagian yakni, sebagai ibu dalam keluarga, sebagai istri yang mendampingi suami dan sebagai anggota masyarakat," kata M Zeet, saat membuka pelatihan peran perempuan dalam kesehatan Mental Keluarga yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat, di Pontianak, Kamis.
Menurutnya, perempuan harus menguasai cara atau tehnik memainkan peran atau melaksanakan tugasnya, disesuaikan dengan setiap situasi yang dihadapinya.
Sebagai ibu dan pendidik anak-anak, perempuan harus mengetahui porsi yang tepat dalam memberikan kebutuhan-kebutuhan anaknya, yang disesuaikan dengan tahap perkembangannya.
"Sikap dan perilakunya harus dapat dijadikan contoh bagi anak-anaknya, sebagai seorang istri, perempuan harus menumbuhkan suasana yang harmonis, tampil bersih, memikat dan mampu mendorong untuk hal-hal yang positif," tuturnya.
M Zeet mengatakan, keluarga adalah inti dari masyarakat, dengan kata lain keluarga adalah masyarakat yang terkecil yang terdiri dari suami, istri dan anak. Keluarga yang baik akan menentukan bagaimana bangunan dari masyarakat.
"Peran perempuan sebagai teman atau partner hidup adalah menjadi teman yang dapat diajak berdiskusi tentang masalah yang dihadapi suami, menjadi pendengar yang baik, sebagai penasehat yang bijaksana, memberikan dorongan atau motivasi pada suami agar dapat mencapai prestasi," katanya.
Sebagai anggota masyarakat, perempuan diharapkan peran sertanya dalam masyarakat seperti kegiatan organisasi kemasyarakatan.
M Zeet juga menjelaskan bahwa peran perempuan dalam merawat dan mendidik anak adalah kewajiban yang penting, sebaliknya anak akan menjadi cerminan dari proses pendidikan yang dihasilkan seorang ibu. Dalam proses pendidikan yang benar, sepatutnya seorang ibu melakukan pola pendidikan yang mempertumbuhkan bidang jasmani, rohani dan mental, dimana unsur tersebut harus dikembangkan secara seimbang.
Dikatakannya pula, masalah mental keluarga tidak hanya dialami orang dewasa saja, sebab dari sejak lahir hingga tua, seorang individu mendapatkan stressor lingkungan yang mempengaruhi mentalnya, sehingga masalah-masalah mental yang timbul pada semua siklus kehidupan yaitu mulai dari anak sampai orang dewasa yang ada dalam keluarga tersebut.
"Saya juga berharap agar para peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan sebaik-baiknya dan nantinya segala pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari didalam kehidupan keluarga dan lingkungan masyarakat," harapnya.
Sementara itu Ketua Dharma Wanita Persatuan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat Ratna Yuniar M. Zeet, SH dalam laporannya menyampaikan bahwa Kegiatan Pelatihan yang diselenggarakan dilatarbelakangi berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 Kemenkes RI, menunjukkan bahwa 6 dari 100 penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun, diindikasikan mengalami masalah mental.
"Kemudian 2 dari 100 penduduk mengalami gangguan jiwa berat, hal ini tidak terlepas dari peran dan pola asuh orang tua terutama Ibu," kata Ratna.
Untuk itulah, lanjutnya, DWP Setda Provinsi Kalbar berinisiatif untuk melaksanakan pelatihan yang ditujukan kepada perempuan dengan mengangkat tema Peran Perempuan Dalam Kesehatan Keluarga, yang dilaksanakan selama 2 hari, yang diikuti oleh utusan dari Dharma Wanita Persatuan dari 14 Kabupaten/Kota se-Kalbar, DWP dilingkungan Biro Setda Prov Kalbar, utusan DWP Provinsi.
"Pada kegiatan ini kita menghadirkan nara sumber yang berprofesi sebagai tenaga medis dan psikolog," tuturnya.
(KR-RDO/N005)
Perempuan Diminta Berperan Menciptakan Kesehatan Mental Keluarga
Kamis, 16 November 2017 22:01 WIB