Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Barat, Florentinus Anum mendorong perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk terus meningkatkan produktivitas minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).
"Perlunya peningkatan produktivitas lantaran saat ini masih rendah yakni berkisar 2,2 ton per hektare. Sementara target nasional produktivitas ini mencapai 4 juta ton per hektare per tahun," ujarnya di sela kegiatan 3rd Borneo Forum di Pontianak, Jumat (22/3).
Menurut dia, untuk meningkatkan produktivitas itu maka perusahaan perkebunan harus memperhatikan benih yang digunakan.
“Gunakan sumber benih yang sudah disertifikasi oleh pemerintah. Jadi jangan lagi menggunakan yang tidak jelas,” pinta Florentinus.
Ia mengatakan, benih dianggap sebagai dasar dalam keberhasilan usaha perkebunan dengan meningkatkan mutu buah yang dihasilkan. Sehingga, benih memberikan jaminan terhadap kualitas benih. Sertifikasi juga mencegah terjadinya peredaran benih ilegal.
“Faktor kunci keberhasilan dan baiknya produksi tentu dari benih. Jika benih itu tidak berkualitas maka hasil panen juga minim,” jelas dia.
Terkait kegiatan 3rd Borneo yang digelar di Pontianak, perusahaan perkebunan bisa merealisasikan apa menjadi kebijakan daerah, yakni meningkatkan produktivitas komoditas sawit.
"Kita berharap pada 3rd Borneo Forum menghasilkan rumusan untuk membenahi pengembangan perkebunan kelapa sawit," jelas dia.
Sementara itu Ketua Panitia 3rd Borneo Forum, Agus Sumastro mengatakan industri sawit sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Saat ini industri sawit menjadi penyumbang devisa non migas terbesar dengan nilai ekspor tahun 2018 sebesar 20,54 miliar dolar AS.
“Minyak sawit memiliki produktivitas paling tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya. Jadi sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di dunia,” kata dia menjelaskan.
3rd Borneo Forum 2019 ini berlangsung sejak 20-22 Maret 2019. Kegiatan itu dihadiri pembicara baik tingkat lokal maupun nasional yang membahas isu-isu strategis tentang perkebunan kelapa sawit.