Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan Operasi Merah Putih di Bentang Alam Seblat, Bengkulu telah berhasil menguasai kembali sekitar 7.790 hektare bekas perambahan dan memusnahkan 17.200 sawit ilegal.
Dalam pernyataan dikonfirmasi dari Jakarta, Jumat, Menhut Raja Juli Antoni menyampaikan Operasi Merah Putih dilakukan untuk memutus perambahan dan melakukan penegakan hukum demi memulihkan habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus).
"Seblat adalah bentang alam strategis bagi gajah Sumatera. Kita tidak boleh memberi ruang sedikit pun bagi perusakan hutan. Penegakan hukum akan keras dan konsisten," tutur Menhut Raja Juli Antoni.
Dia mengatakan hingga 10 Desember 2025, operasi gabungan telah mengidentifikasi kawasan perambahan hutan 8.500 hektare (ha), melakukan penguasaan kembali di lahan seluas 7.790 ha, perobohan 113 pondok perambahan, pemusnahan sekitar 17.200 batang sawit, penghancuran enam jembatan ilegal, pengamanan dua alat berat.
Kemenhut juga sudah mengamankan 12 pelaku dan tiga di antaranya sudah ditahan.
Bentang Alam Seblat yang mencakup kawasan seluas 151.080,96 hektare, merupakan rumah bagi sekitar 15 gajah liar dan terhubung dengan kantong habitat Seblat-Air Teramang-Air Rami.
Kawasan itu juga bersinggungan dengan sejumlah perizinan seperti Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) Hutan Alam, PBPH Restorasi Ekosistem, HGU sawit, dan IUP tambang.
Hal itu disampaikan Menhut usai meninjau ke kawasan tersebut pada Kamis (11/12). Dia memastikan bahwa negara akan terus hadir untuk menjaga kawasan tersebut.
Dalam kunjungannya, Menhut menyampaikan apresiasi dan semangat moril kepada seluruh anggota Satgas Merah Putih yang sedang bertugas di lapangan.
"Atas nama Kementerian Kehutanan, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Satgas Merah Putih yang telah melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi. Kita tahu, mempertahankan hutan kita sama halnya dengan mempertahankan NKRI. Mohon terus semangat, tingkatkan kinerja, dan jaga kesehatan semuanya," ujarnya.
