Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat (Kabar), Sutarmidji meminta Direktur RSUD Soedarso dan RSJ Sungai Bangkong yang baru saja dilantik untuk melakukan agar membuat pasien menjadi lebih nyaman.
"Saya minta kepada para Direktur rumah sakit daerah di Kalbar yang baru dilantik hari ini untuk langsung bekerja melakukan pembenahan terhadap tempat kerjanya karena saya lihat banyak yang tidak layak di dua rumah sakit ini," katanya ketika membacakan sambutan saat melantik Dirut Rumah Sakit Soedarso Dr Sari Pawan dan Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong, Dr Wilson di Pontianak, Kamis.
Pada kesempatan itu, dia meminta kepada Wilson untuk mengkaji proses rawat inap di RSJ Sungai Bangkong, dimana ke depan diharapkan RSJ ini hanya untuk theraphy untuk ketergantungan obat saja. Sementara untuk RSJ Singkawang juga di maksimalkan keberadaannya untuk rawat jalan.
"Saya minta kepada semua petugas rumah sakit bisa melayani dengan hati bagi pasiennya. Jangan sampai ada pasien yang masuk lalu muka perawat dan dokter yang ada malah cemberut, ini jelas tidak baik karena yang namanya rumah sakit harus bisa menyembuhkan penyakit pasien, bukan pasien masuk rumah sakit lalu sakitnya tambah parah karena dicemberuti terus," jelasnya.
Dia juga meminta agar para dokter yang ada jangan sampai lebih banyak di klinik praktek mereka dari pada di rumah sakit.
"Kita akan terus melakukan pembenahan terhadap RSUD Soedarso, untuk membuat pasien semakin nyaman berada di sana dan kesehatan mereka bisa cepat membaik," tambahnya.
Sutarmidji menyatakan, saat ini RSUD Soedarso sudah menjadi salah satu rujukan nasional dan untuk itu kondisi rumah sakit tersebut harus lebih baik dari sebelumnya.
"Ini memang akan menjadi tugas berat bagi dirut yang baru saja dilantik. Namun, dengan koordinasi dan kerjasama yang baik tentu ini bisa kita lakukan bersama.
Kalau ada apa-apa silahkan langsung laporkan kepada saya dan kita akan mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada," sebutnya.
Sebagai gubernur, dirinya siap mewujudkan rencana merenovasi bangunan RSUD tersebut. Seperti yang sering ia sampaikan dimasa kampanye, yakni membangun RS secara vertikal sembilan hingga 12 lantai.
Alasan pembangunan dengan model vertikal adalah untuk efisiensi waktu tenaga kesehatan. Walau terlihat sederhana, hal ini dinilainya penting.
Ia mencontohkan, ketika dokter memerlukan waktu 30 menit hanya untuk berjalan dari satu bangsal ke bangsal yang lain. Sementara jika bangunannya vertikal menggunakan lift, waktu berjalan akan lebih singkat.
"Misal waktu pemeriksaan per pasien lima menit, artinya ada enam orang bisa diperiksa jika waktu jalan(30 menit) itu dihilangkan. Menghilangkannya ya dengan gedung bertingkat, itu jika diakumulasikan bisa efisiensi, ini baru hanya bicara pelayanan," jelasnya.
Direktur baru RSUD Soedarso percepat perbaikan pelayanan
Jumat, 17 Mei 2019 4:54 WIB