Pontianak (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Eddy mengatakan bahwa biaya tak terduga untuk antisipasi bencana termasuk kebakaran hutan dan lahan tahun 2019 telah dialokasikan sebesar Rp2 miliar.
"Dana yang kita setujui tersebut dapat digunakan untuk menangani jika terjadi bencana di daerah. Jika selama ini terjadi bencana pemerintah lah yang menangani melalui instansi terkait, baik pasca bencana maupun sebelum bencana. Jadi harus komprehensif, tidak hanya penanganan pada saat bencana saja, tapi pasca bencana juga," ucap Eddy saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Dia berharap penanganan bencana di Kabupaten Bengkayang lebih optimal. Pihaknya dari DPRD Bengkayang terus mendorong Pemda dengan uang yang sudah dianggarkan tersebut dan harus digunakan dengan jelas untuk bencana karena sifatnya tidak terduga.
Baca juga: Penanganan Karhutla tanggung jawab bersama
Baca juga: Badan Restorasi Gambut siapkan operasi pembasahan lahan gambut di Kalbar
"Tidak hanya bencana alam , manusia juga bencana serta bencana sosial. Tergantung Pemda jika bencananya luar biasa, silahkan Pemda siapkan siaga bencana. Sehingga dapat menangani bencana tersebut," tegas Eddy.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Bengkayang untuk tidak melakukan pembakaran lahan dengan sembarang, termasuk pada lahan untuk pertanian.
"Jika pun dilakukan pembakaran untuk kebutuhan pertanian harus di jaga api-nya, agar tidak merambat kemana-mana," pesannya.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkayang, Kalbar mencatat ada 10 desa di daerah nya yang rawan terjadinya Karhutla.
Baca juga: Dua hektare lahan gambut di Pontianak terbakar
Baca juga: Badan Restorasi Gambut siapkan operasi pembasahan lahan gambut di Kalbar
"Menghadapi musim kemarau yang panjang tahun 2019 kami telah memetakan setidaknya dari 122 desa dan dua kelurahan yang ada di Kabupaten Bengkayang, terdapat 10 desa di antaranya berpotensi terjadi Karhutla," ujar Kepala BPBD Bengkayang, Yosef.
Ia menjelaskan dari data yang ada tersebut, Desa Sungai Duri, Kecamatan Sungai Raya yang paling rawan kebakaran, lantaran memiliki lahan gambut.
"Kemudian berdasarkan pengalaman dua tahun lalu, dari 10 tersebut titik api tertinggi terjadi di empat desa yakni Desa Sungai Duri, Desa Karimunting, Desa Menterado dan Desa Sekidak," jelas dia.
Baca juga: Masyarakat Mempawah berperan aktif cegah Karhutla
Baca juga: Bupati Kayong Utara intruksikan BPBD siaga karhutla
Baca juga: Jarak pandang di jalur Mempawah-Pontianak pagi hari mulai pendek dampak kabut asap
Baca juga: Danramil Putussibau ingatkan masyarakat ancaman karhutla
Baca juga: 70 personil TNI diperbantukan ke Kapuas Hulu untuk tangani Karhutla
Bengkayang alokasikan Rp2 miliar antisipasi karhutla 2019
Rabu, 24 Juli 2019 11:08 WIB