Pontianak (ANTARA) - Ada empat penilaian penting yang di jelaskan oleh ketua pelaksana Festival Meriam Karbit, Dedi Santoso kepada awak media saat ditanya mengenai penilaian pada Selasa sore.
Penilaian pertama ialah dari segi penampilan, para peserta harus memakai pakaian Teluk Belanga sebagai ciri khas dari baju adat Kota Pontianak.
"Alangkah baiknya dalam pelaksanaan para peserta memakai Baju Teluk belanga, untuk menambah kesan memperingati Hari Jadi Kota Pontianak dan menambah penilaian," ungkapnya.
Yang kedua ialah kekompakan tim, yang ketiga ialah bunyi dentuman meriam yang keras, para peserta di nilai apakah berhasil menyalakan meriam tersebut.
Dan yang terakhir ialah dentuman berirama, maksudnya bunyi dari meriam tidak harus berbunyi datar, tetapi diantara meriam tersebut harus ada yang berbunyi sedang dan berbunyi keras.
"Dentuman yang berirama itu contohnya ada lima meriam, namun kelima meriam tersebut harus berirama satu sama lain, tidak sekedar dibunyikan" ungkapnya.
Para peserta juga diberi pelatihan dalam menyalakan meriam, seberapa banyak takaran karbit dan air yang harus di masukkan kedalam meriam tersebut.
Dia juga mengingatkan untuk selalu menjaga dan jangan meninggalkan budaya leluhur kita ini yang sudah berumur selama berabad - abad, bagian penting dari berdirinya Kota Pontianak.
"Saya selalu diingatkan jangan pernah meninggalkan tradisi ini yang berasal dari nenek moyang kita dan harus kita amankan kelestariannya, takutnya budaya ini kedepannya akan hilang mengingat jarang kita jumpai lagi kayu besar sebagai bahan pembuatan meriam karbit ini" tutupnya.
Dentuman berirama kriteria penilaian Festival Meriam Karbit Pontianak
Rabu, 23 Oktober 2019 14:39 WIB