Pontianak (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat Suwandi mengatakan terkait Sensus Penduduk 2020 secara online di beberapa bagian daerah terkendala jaringan internet.
"Dari 193 desa di Kabupaten Sambas masih ada desa yang tidak ada jaringan internet. Sehingga target kita hanya sekitar 11.98 persen, atau katakanlah mendekati 12 persen dari jumlah warga yang ada di Kabupaten Sambas," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Jumat.
Dikatakan Suwandi, pihaknya terus berusaha untuk mencapai target tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait lainnya, termasuk dengan 19 Camat di Kabupaten Sambas.
Baca juga: BPS Kalbar libatkan 100 mahasiswa jadi agensi sensus penduduk
"Sampai saat ini kurang lebih 3.050 Kepala Keluarga yang sudah ikut sensus penduduk online. Itu sebenarnya masih jauh dari target kita, tapi kita terus berupaya untuk melakukan sosialisasi-sosialisasi," tuturnya.
Sebelumnya juga menurut Suwandi, BPS Sambas sudah mencanangkan bersama Bupati agar seluruh ASN bisa ikut serta dalam sensus penduduk.
Kualitas ditegaskan oleh Suwandi, menjadi lebih penting dalam memenuhi target yang ada.
"Bukan hanya untuk memenuhi target, yang terpenting adalah kualitas dari data di kumpulkan. Tapi intinya sebenarnya bukan targetnya yang penting tapi harus menjaga kualitas dari pengisian. Jangan sampai target terpenuhi, namun kualitas pengisian tidak benar, itu yang kita hindari," tuturnya.
Baca juga: SP 2020, tidak ada lagi masyarakat Kayong Utara yang tidak tercatat
Turut dikemukakan, Sensus Penduduk 2020 mempunyai manfaat kepada masyarakat, juga manfaat bagi negara.
"Manfaatnya cukup besar baik untuk birokrat, masyarakat dan pengguna data itu sangat besar. Karena semua data yang digunakan menggunakan latar belakang data sensus 2020 itu semua menggunakan data-data dasar dari Sensus," katanya.
Dimana nantinya akan didapatkan data penduduk menurut kelompok umur dan umur tunggal. Sehingga bisa digunakan untuk merancang pembangunan dan rencana kerja jangka panjang.
"Misalnya berapa keperluan Puskesmas, tenaga guru dengan usia anak sekolah sekian dan lain-lain. Jadi nanti siapapun bisa menggunakan data dasar dari Sensus Penduduk 2020," paparnya.
Menurutnya ke depan tidak ada lagi istilah kata data Capil, data BPS namun satu data Indonesia.
Baca juga: BPS Kalbar turunkan 7.000 petugas di 2.031 desa
"Hal itu karena sensus kali ini langsung terkoneksi ke data Dirjan Adminduk, jadi kita akan jadi satu data dari kegiatan sensus penduduk ini. Ke depan kita akan mencapai satu data Indonesia," kata dia.
Oleh karenanya, ia mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Sambas untuk ikut serta dalam menyukseskan Sensus Penduduk 2020 kali ini.
"Dari kegiatan yang sering kita lakukan, kami berharap agar bisa disampaikan kembali kepada masyarakat yang lain. Kepala desa misalnya bisa menyampaikan kepada perangkat nya, begitu seterusnya hingga kepada masyarakat luas," harap Suwandi.
Suwandi turut mengingatkan masyarakat, dalam pelaksanaan sensus penduduk 2020. Terutama sensus online, hanya menggunakan sensus.bps.go.id.
"Untuk sensus online hanya satu, tidak ada yang lain selain sensus.bps.go.id. Untuk Online hingga 31 Maret 2020. Kalau yang belum nanti akan ada sensus secara konvesional," katanya.
Baca juga: Wabup Askiman ikuti sensus penduduk secara online
Baca juga: Bupati Jarot ajak masyarakat Sintang ikut sensus penduduk 2020
Baca juga: Masyarakat Kalbar harus tercatat Sensus Penduduk 2020