Sampit (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Haji Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengingat masyarakat mengantisipasi cuaca ekstrem seperti hujan deras disertai petir, peningkatan banjir, puting beliung hingga munculnya hujan es yang berpotensi terjadi dalam sepekan ke depan.
"Untuk potensi banjirnya meningkat dan perlu diwaspadai jika hujan lebat bersamaan dengan pasang surut air laut sehingga debit air hujan yang turun tidak dapat segera mengalir ke laut," kata Kepala BMKG Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan di Sampit, Jumat.
Disebutkan, BMKG Pusat telah mengeluarkan surat peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem tersebut. Potensi ini merata akibat memasuki pancaroba.
Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah mengalami periode pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Cuaca umumnya berubah lebih dinamis dan sangat dipengaruhi pemanasan permukaan oleh radiasi matahari, sirkulasi atmosfer lokal, serta ada atau tidaknya gangguan atmosfer di atas suatu wilayah dan sekitarnya akibat aktivitas badai tropis, pusaran angin atau gelombang atmosfer ekuator tropis.
BMKG mengimbau masyarakat di sejumlah wilayah, termasuk Provinsi Kalimantan Tengah agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, angin kencang, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es dan lainnya, serta kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin dalam satu hingga lima hari ke depan.
Sejak tiga hari terakhir banjir mulai melanda kawasan utara Kotawaringin Timur seperti Kecamatan Tualan Hulu, Telaga Antang dan Parenggean. Banjir bahkan merendam sejumlah rumah warga.
Nur Setiawan mengatakan, cuaca ekstrem juga berpotensi terjadi di Kotawaringin Timur sehingga pemerintah dan masyarakat mewaspadainya, termasuk dampak yang mungkin ditimbulkan. Terlebih, beberapa hari terakhir ini terjadi hujan lebat disertai petir pada malam hingga menjelang pagi hari.
Fenomena langka hujan es juga berpotensi terjadi. Berdasarkan catatan, hujan es pernah terjadi pada 10 Oktober 2017 di RT 78 Desa Sebabi Kecamatan Telawang pada pukul 15.00 WIB sekitar 15 menit. Selanjutnya pada 10 September 2018 sekitar pukul 16.00 WIB, hujan es dilaporkan terjadi di Desa Sapiri Kecamatan Mentaya Hulu.
"Untuk hujan es sendiri potensinya masih kecil untuk saat ini karena hujan lebat yang terjadi rata-rata pada malam hari. Hujan es biasanya terjadi pada siang-sore hari saat terjadi hujan lebat yang disebabkan awan Cb yang rendah," demikian Nur Setiawan.
Baca juga: Puluhan orang tewas akibat hujan lebat-salju tebal di Pakistan
Baca juga: Awan "tower" penyebab hujan es di Pontianak
Baca juga: Terjadi hujan es di Pontianak
BMKG ingatkan potensi banjir meningkat dan munculnya hujan es
Jumat, 1 Mei 2020 14:00 WIB