Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong perguruan tinggi untuk memperbanyak melakukan riset demi meningkatkan produktivitas pangan dalam rangka mengantisipasi krisis pangan.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan riset dan teknologi merupakan hal sangat penting dan kontribusi yang kuat untuk menghadirkan pertanian maju mandiri dan modern.
“Hal ini akan mampu menghasilkan pangan berkualitas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan pihaknya berupaya mewujudkan dengan beberapa program strategis, salah satunya melalui pendidikan vokasi.
”Pendidikan vokasi pertanian selain ditujukan untuk mencetak generasi pertanian milenial yang berkualitas, juga memperkuat kualitas tenaga pendidik, melalui penelitian strategis yang difokuskan pada diversifikasi pangan,” ujar Dedi.
Merespon hal itu, sejumlah dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) menciptakan inovasi teknologi diversifikasi pangan melalui penelitian.
Baca juga: Kalbar targetkan 1,58 juta GKG pada tahun 2020
Penelitian diharapkan dapat diterapkan di tengah masyarakat perdesaan, sebagai salah satu upaya peningkatan produktivitas pangan dalam rangka penyediaan stok pangan.
Penelitian strategis ini merupakan upaya dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas penelitian di lingkungan Politeknik Kementerian Pertanian dengan mendorong para dosen dalam menghasilkan karya tulis ilmiah untuk publikasi nasional maupun internasional.
Salah satu topik penelitian yang didorong untuk mendapatkan perhatian para dosen adalah mengenai ketahanan pangan termasuk di dalamnya diversifikasi pangan.
Senada dengan hal tersebut, beberapa proposal terseleksi yang melakukan penelitian khususnya topik ketahanan pangan adalah tim peneliti dari Polbangtan Medan yang melakukan penelitian mengenai model dan analisis kelayakan pemanfaatan jamur mikoriza untuk peningkatan potensi produksi tanaman padi gogo pada lahan suboptimal di Provinsi Sumatera Utara.
Tema serupa juga diangkat oleh tim peneliti dari Polbangtan Yogyakarta-Magelang mengenai pengaruh teknologi pembenah tanah zeolit terhadap produktivitas dan kelayakan usaha tani cabai merah di lahan pasir pantai Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Melalui penelitian strategis ini diharapkan para dosen mampu menghasilkan inovasi teknologi yang dibutuhkan masyarakat, terutama di era industri 4.0 sehingga melalui inovasi teknologi ini akan mengatasi permasalahan di bidang pertanian di Indonesia.
Baca juga: Dinas Pangan pastikan stok daging sapi segar di Kalimantan Barat aman
Baca juga: Empat komoditas pangan di Kalbar jadi perhatian jelang Lebaran
Baca juga: Distan TPH Kalbar targetkan Mei realisasi tanam padi capai 23.225 hektare
Kementan dorong perguruan tinggi lakukan riset tingkatkan produksi pangan
Rabu, 27 Mei 2020 13:06 WIB