Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian oordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi memastikan pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai terus berjalan.
"Pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai di dalam negeri terus berlangsung termasuk pemberian insentif PPnBM," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi Ridwan Djamaluddin dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin.
Ridwan menuturkan sejak awal pemerintah sudah memutuskan untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik termasuk membangun industri kendaraan listrik beserta infrastruktur pendukungnya di Indonesia.
Salah satu yang difasilitasi yakni insentif yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2019, yang merupakan perubahan atas PP Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai PPnBM.
'Sebelum kendaraan listrik nasional bisa dibangun di dalam negeri, kita mendorong agar dapat dimudahkan mendatangkan kendaraan listrik dari luar (impor) dalam jumlah dan periode waktu tertentu. Itu yang kemudian kita kawal agar dapat dilakukan sesuai rencana," imbuhnya.
Pemerintah juga telah menetapkan prioritas pengembangan pada kendaraan bermotor berbasis baterai. Saat ini, pembangunan infrastruktur pendukung seperti tempat pengisian listrik terus dikembangkan.
"Beberapa perusahaan sudah mulai dan sudah pula berkonsorsium seperti Pertamina dan PLN. Yang menarik, industri dalam negeri juga sudah memperlihatkan kapasitasnya. BPPT misalnya, sudah membangun stasiun pengisian listrik dan sudah dimanfaatkan," jelasnya.
Ridwan menjelaskan pentingnya Indonesia terus mendorong pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air, yakni untuk menekan impor bahan bakar minyak (BBM), mengurangi polusi, serta memaksimalkan kapasitas terpasang listrik yang ada.
Selain itu, Indonesia juga punya kelebihan ketersediaan bahan baku baterai listrik. Pasar besar Indonesia untuk sektor otomotif pun diharapkan bisa dinikmati industri dalam negeri dengan pengembangan kendaraan listrik tersebut.
Ridwan menambahkan, komunikasi dengan para investor di bidang tersebut juga terus dibangun, di antaranya dengan investor asal Korea Selatan, Jepang dan China.
"Kita sudah bicara dengan beberapa industri dari Korea, Tiongkok, Jepang juga. Pemain besar itu kita sudah komunikasi," tutupnya.