Jakarta (ANTARA) - Sebuah penelitian di India menunjukkan bahwa pada saat pandemi COVID-19 terjadi, kadar gula darah pada penderita diabetes ikut mengalami peningkatan.
Alasan utama tingginya kadar gula adalah hormon stres seperti kortisol. Ketika wabah COVID-19 mulai menyebar di seluruh negeri pada bulan Maret tahun ini, kadar glukosa darah penderita diabetes mulai meningkat secara bersamaan.
Penelitian ini dilakukan oleh Beato, sebuah ekosistem digital untuk membantu tata cara perawatan dan manajemen diabetes.
Laman Indianexpress melaporkan bahwa kecemasan dan tekanan yang timbul dari lockdown juga penyebaran COVID-19, serta kurangnya akses kesehatan, telah menyebabkan peningkatan kadar gula darah hingga 20 persen pada 8.200 pasien diabetes di seluruh India yang menjadi responden penelitian tersebut.
Baca juga: 6 bahan alami ini bisa digunakan sebagai pengganti gula
Baca juga: Enam persen warga Pontianak idap diabetes
Rata-rata kadar gula puasa sebelum pandemi terjadi atau pada Januari hingga pertengahan Februari adalah 138 mg/dl. Sementara pada Maret hingga Mei 2020 kadar glukosa darah penderita diabetes mulai mengalami peningkatan hingga 165 mg/dl.
Beato menemukan faktor-faktor kunci yang menjadi penyebab meningkatnya kadar gula darah tersebut adalah stres, kecemasan, gangguan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, rejimen restriktif dan karantina di rumah.
Wilayah yang menunjukkan lonjakan kadar gula darah yang lebih besar adalah wilayah di India Utara, Barat, dan Timur Laut.
Analisis tersebut mengaitkan kenaikan dengan bagaimana keadaan ini biasanya berupa konsumsi beras dan karbohidrat yang juga meningkat.
Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa karena stres dan kecemasan adalah "pemicu aktif dalam meningkatkan kadar gula darah", manajemen harian untuk penderita diabetes sangat penting dalam melacak dan mengelola gangguan kronis.
Baca juga: Diabetes induk dari segala penyakit
Baca juga: Mengonsumsi telur perkecil risiko diabetes tipe 2
Baca juga: Manajemen Diabetes Melitus