Pontianak (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Provinsi Kalimantan Barat AL Leysandri mengatakan pemerintah setempat mendukung penuh penetapan Pusat Mangrove Dunia di provinsi itu untuk menjaga kelestarian hutan mangrove.
"Dengan pertimbangan luas hutan mangrove yang cukup besar dan besarnya fungsi hutan ini maka saya mendukung ditetapkannya 'World Mangrove Centre' di Provinsi Kalbar," kata Leysandri pada acara Forum Diskusi Bersama Menjaga Hutan di Pontianak, Rabu.
Untuk itu, ia berharap pengelolaan hutan di Kalbar tetap dapat memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan, kemudian peningkatan pelestarian terhadap hutan harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan dan Kemandirian Desa.
Yang lebih penting, katanya, adalah pengembangan ekowisata, jasa lingkungan, serta program pembayaran karbon dari penurunan emisi dari sektor berbasis hutan merupakan alternatif-alternatif kegiatan yang dapat dikembangkan dan diharapkan dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perlindungan terhadap hutan.
Leysandri mengatakan Pemprov Kalbar akan berupaya agar kawasan hutan bisa berdampak bagi ekonomi masyarakat, tanpa menghilangkan kelestarian di dalamnya.
"Contoh, kita ada madu dari Kapuas Hulu yang dikelola oleh kelompok petani madu di Danau Sentarum sudah masuk shopee, sudah boleh beli online dan kemasannya mengguanakan teknologi yang higenis. Mudah-mudahan masyarakat juga akan mencintai dan menjaga hutan dengan baik, sehingga supaya tidak terjadi kebakaran," katanya.
Seperti diketahui, lanjutnya, Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki hutan hujan tropis yang luas mencapai 5,4 juta hektare hutan hujan tropis disebut sebagai paru-paru dunia karena berdasarkan penelitian bahwa hutan ini menghasilkan hampir 40 persen oksigen yang ada di bumi.
Terlebih, Kalbar telah mendeklarasikan sebagai provinsi paru-paru dunia sejak tahun 2007 melalui deklarasi "Heart of Borneo" bersama dengan Negara Malaysia dan Brunai Darussalam.
Wilayah "Heart of Borneo" atau biasa disebut jantung Kalimantan merupakan habitat bagi 10 spesies endemik primata, lebih dari 350 spesies burung, 150 spesies reptil dan amfibi, dan 10.000 spesies tumbuhan.
Sejak tahun 2007-2010, sebanyak 123 spesies baru ditemukan di Wilayah ini, Wilayah Jantung Kalimantan memiliki sejumlah kawasan yang sudah lindung di Kalbar seperti Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Taman Nasional Danau Sentarum.
Dikatakannya, selain kekayaan hutan dataran tinggi yang masuk dalam wilayah Heart of Borneo, Kalbar juga kaya akan wilayah hutan di daerah pesisir yang terkenal dengan hutan mangrove.
Hutan mangrove berfungsi sebagai sumber mata pencaharian dan produksi berbagai jenis hutan dan hasil hutan kayu, sumber mata pencaharian nelayan, tempat rekreasi atau wisata alam, objek pendidikan pelatihan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
"Hutan Mangrove di Kalbar memiliki keunikan dan kekayaan serta keanekaragaman hayati yang khas dan langka seperti bakau mata buaya dan lenggadai betina yang hanya ada di Kalbar dan hutan mangrove juga menjadi habitat bagi banyak hewan langka seperti bekantan dan ikan pesut, sehingga harus terus dilestarikan," katanya.
Kalbar jadi Pusat Mangrove Dunia
Kamis, 15 Oktober 2020 13:23 WIB