Jakarta (ANTARA) - Peluang bagi pelaku usaha lokal termasuk di Kalimantan Barat mengingat Tiongkok akan mengimpor beragam produk asal Indonesia.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi ikut menyaksikan penandatanganan enam Letter of Intent antara Indonesia dengan importir Republik Rakyat Tiongkok (RRT) senilai Rp20 triliun yang dilakukan saat kunjungan kerja Mendag ke negeri panda.
“Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Tiongkok menjadi 100 miliar dolar AS pada 2024," ungkap Mendag Lutfi melalui keterangan resmi diterima di Jakarta, Sabtu.
Adapun penandatanganan tersebut dilakukan oleh importir RRT dan Duta Besar Indonesia untuk RRT dan Mongolia Djauhari Oratmangun, serta Atase Perdagangan Indonesia di RRT.
LOI tersebut mencakup produk sarang burung walet (SBW), buah-buahan, serta produk kayu dan mebel Indonesia dengan nilai kontrak mencapai 1,38 miliar dolar AS atau senilai Rp20 triliun untuk kontrak tahun ini hingga 2023.
“Kesepakatan dagang tersebut berasal dari komitmen enam perusahaan Tiongkok yang akan mengimpor produk sarang burung walet, buah tropis khususnya nanas, porang, gula aren dan furnitur,” jelasnya.
Untuk produk furnitur, menurut Mendag Lutfi, Shandong Jinruyi Group mengungkapkan minatnya melakukan investasi di Indonesia yang diperkirakan bisa menyerap hingga 3.000 tenaga kerja.
Selain kesepakatan dagang dan investasi, Mendag Lutfi mengungkapkan, kedua negara sepakat menjajaki kerja sama ekonomi yang lebih dalam dengan melakukan pembaruan dari skema bilateral Economic and Trade Cooperation yang telah terjalin sejak 2011 menjadi Trade and Investment Facility Agreement (TIFA).
Indonesia dan China juga sepakat mengoptimalisasi kesepakatan yang telah terjalin seperti dalam skema ASEAN-China FTA dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).