Sambas (ANTARA) - Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sambas, Utami Sri Andayani mengungkap angka stunting di Kabupaten Sambas 32,06 persen. Intruksi presiden semua daerah diminta untuk menurunkan stunting diangka 14 persen pada 2024 mendatang.
"Itu artinya kami di Kabupaten Sambas masih memiliki waktu dua tahun bekerja menurunkan angka stunting di 14 persen. Ia melanjutkan Dinas KB Sambas di akhir 2021 lalu sudah melakukan pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK)," kata Utami di Pemangkat, Sambas, Senin.
Dijelaskannya, saat ini jumlah 458 TPK dengan total personel mencapai 1445 petugas tersebar di 193 desa di Kabupaten Sambas. Malahan sekarang, pembentukan TPK sudah dilakukan hingga tingkat desa dan kecamatan.
"Mereka ini sekarang sudah dalam pemberian orientasi. Setelah orientasi mereka akan melakukan pendampingan. Sasarannya calon pengantin, ibu hamil, kemudian ibu nifas dan balita," ujarnya.
Dalam TPK ada tiga orang. Terdiri dari bidan, tenaga PKK dan kader KB. Nantinya tim ini bertugas mendampingi keluarga yang beresiko stunting.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat, Muslimat mengatakan berdasar angka stunting nasional, Kalbar berada di angka 29,8 persen. Sedangkan Kabupaten Sambas berada di angka 32,6 persen.
Di 2024, angka stunting harus turun 14 persen. Tentu menurutnya ini bukan kerja mudah. Butuh kerjasama dan kolaborasi dari semua pihak buat menurunkan angka stunting ini.
"Saya percaya jika kesemuanya bekerja bersama, target 14 persen angka stunting turun bisa diraih," ujarnya optimis.
Dikegiatan ini, ia ingin memberi pengetahuan masyarakat tentang program Bangga Kencana. Salah satunya menghindari anak terlahir stunting.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR RI Komisi IX Alifuddin berkesempatan memberikan pencerahan tentang stunting pada peserta. Dia berharap dalam pencegahan stunting masyarakat mesti paham tentang stunting ini.
Menurut Alifuddin pencegahan stunting itu bisa dimulai dari hulunya. Informasi stunting bisa diberikan pada para remaja, kemudian para calon pasangan suami istri. Kemudian asupan bergizi juga harus diberikan saat ibu tengah hamil dan setelah melahirkan.
"Jika semuanya dijalankan, tentunya Kalbar akan terhindar dari stunting," ujarnya mengakhiri.
Kepala DP3AP2KB sebukan Sambas punya waktu dua tahun turunkan stunting
Senin, 9 Mei 2022 19:00 WIB