Pontianak (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson meminta pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Kalbar untuk mampu memfilter dampak-dampak negatif di era digitalisasi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk keluarga maupun masyarakat .
"Saya harapkan di HUT ke-23 DWP ini, ibu-ibu DWP Kalbar harus mampu memfilter dampak negatif dari era digital, seperti hoaks di media sosial. Sehingga, ibu-ibu dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk keluarganya serta mampu mendorong suami untuk berprestasi di lingkungan kerjanya," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Horisson di Pontianak, Rabu.
Dia menambahkan bahwa peran dari ibu-ibu yang tergabung di dalam Dharma Wanita ini selain harus mampu mendorong kinerja suami, juga harus mampu meningkatkan ketahanan keluarga serta mengembangkan ekonomi kreatif.
"Ibu-ibu Dharma Wanita harus mampu mengembangkan ekonomi kreatif serta mampu memproduksi hal-hal yang bersifat ekonomi kreatif. Sehingga dengan keterlibatan ibu-ibu Dharma Wanita dalam ekonomi kreatif ini juga akan mampu meningkatkan ekonomi di masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Penasehat DWP Provinsi Kalimantan Barat, Lismaryani Sutarmidji mengatakan bahwa seluruh pengurus DWP harus siap dalam menghadapi tantangan di era digital dengan menjadi perempuan yang cerdas.
"Wanita itu harus cerdas, karena peran wanita sangat penting dalam keluarga. Ibu-ibu harus dapat menyelesaikan masalah dan menjadikan rumah tangga tenang, nyaman, tentram, dan harmonis, sehingga berdampak positif dalam kinerja suami di kantor," kata Lismaryani Sutarmidji.
Dia menambahkan, bahwa dengan membangun perempuan cerdas di era digital, sehingga dapat menambah sumber penghasilan keluarga dengan bantuan teknologi informasi.
Anggota DWP Kalbar diminta mampu cegah dampak negatif era digitalisasi
Rabu, 14 Desember 2022 12:07 WIB