Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan bahwa Muhammadiyah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hasil capaian keberhasilan pemerintah Provinsi saat ini karena telah nyata berkontribusi dalam membangun sumber daya manusia.
"Sejumlah pencapaian Kalbar diraih di antaranya adalah soal tata kelola pemerintahan dan pembangunan desa, dibanding provinsi lain di Indonesia. Dalam mewujudkan segala capaian tersebut ada peran Muhammadiyah di sana. Saya terima kasih, karena Muhammadiyah bagian dari keberhasilan ini,” ujarnya di Pendopo Gubernur Kalbar, Sabtu.
Gubernur saat memberi sambutan dalam pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-15 Muhammadiyah dan Musywil ke-11 ‘Aisyiyah Kalimantan Barat, menjelaskan bahwa dari 54 indikator desa mandiri, peran Muhammadiyah ada di dalamnya yakni di sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi,
"Peran Muhammadiyah sangat besar. Apalagi Muhammadiyah punya desa binaan dan lain sebagainya,” katanya.
Ia pun mengaku setuju dengan tema Musywil Muhammadiyah Kalbar yaitu “Memajukan Kalbar Mencerahkan Indonesia”. Menurutnya Kalbar akan maju jika mempunyai SDM yang baik.
Ia pun mengajak Muhammadiyah dan jajarannya untuk bersama-sama membangun SDM Kalbar.
Baca juga: Panitia Muswil datangkan penceramah dari PP Muhammadiyah dalam Tablig Akbar
“Kalau boleh memilih, apakah kita banyak sumber daya alam atau banyak sumber daya manusia, saya akan pilih banyak sumber daya manusia. Sumber daya alam itu pasti akan habis. Yang saya khawatirkan Kalbar ini sumber daya alamnya habis, tapi masyarakatnya belum pintar, sumber daya manusianya masih minim," kata dia.
Namun jika Kalbar punya SDM yang bagus, tanpa sumber daya alam pun masyarakatnya akan bisa sejahtera. Ia lalu mencontohkan kondisi di Kota Pontianak yang SDM-nya unggul dibanding daerah lain di Kalbar.
“Pontianak ini tidak ada sumber daya alam, tapi SDM-nya bagus, sehingga pendapatannya bisa baik. Tapi daerah yang sumber daya alamnya banyak, di situ angka kemiskinan banyak. Saya lihat ini daerah sumber daya alamnya banyak, tapi kemiskinan kok angkanya paling tinggi. Pusing juga kita, apa salahnya di sini,” paparnya.
Selain itu, ia pun sempat mengkritisi pendidikan di Indonesia yang keluarannya adalah lulusan yang hanya paham soal teori.
“Sedikit sekali yang keluaran perguruan tinggi, keluaran SMK, itu yang bisa mengimplementasikan teori,” katanya.
Ia merasa perlu menyampaikan hal tersebut kepada Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, karena organisasi ini sangat fokus kepada bidang pendidikan.
“Silakan Muhammadiyah mengkaji, apakah betul yang saya sampaikan ini,” kata dia.
Ia pun mengajak semua pihak termasuk Muhammadiyah, untuk menyusun sistem pendidikan yang hasilnya mampu mengimplementasikan teori.
“Jangan lagi menghasilkan keluaran dari pendidikan yang hanya paham teori, tapi tak mampu mengimplementasikannya,” katanya.*
Baca juga: Musywil ke-15 Muhammadiyah Kalbar gunakan E-voting
Baca juga: Muhammadiyah apresiasi kehadiran Presiden Joko Widodo pada pembukaan muktamar
Muhammadiyah bagian dari capaian keberhasilan Kalbar
Sabtu, 4 Februari 2023 17:35 WIB