Pontianak (ANTARA) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Pedesaan (Gapemasda) memberikan bimbingan kepribadian kepada klien Balai Pemasyarakatan Kelas II Sambas (Bapas) agar Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah.
"Klien Bapas merupakan seseorang yang berada dalam bimbingan Bapas untuk mendapatkan bimbingan kemandirian, bimbingan kepribadian, peningkatan ketakwaan, dan pembinaan bakat dan keterampilan. Bimbingan yang diberikan dalam kerangka agar dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah," ujar Direktur Gapemasda, Aan Sumantri saat dihubungi di Sambas, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa bahwa hak BWBLP untuk berpartisipasi dalam pembangunan sangat penting setidaknya dapat memberikan masukan dan pembelajaran kepada masyarakat agar kesalahan yang pernah dilakukan tidak terulang kepada masyarakat yang lain.
"Yang terpenting ke depan adalah menjaga kepercayaan diri ketika bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat. Setidaknya pada internal BWBLP harus menjadi pribadi yang terbuka, mau bersosialisasi dengan lingkungan, tidak menutup diri atau merasa lebih rendah dari masyarakat lainnya. Ini bisa dimulai dari bersosialisasi dengan keluarga, teman terdekat atau lingkungan yang positif terlebih dahulu," jelas dia.
Ia juga menyampaikan dalam tataran masyarakat dan layanan pemerintah tidak boleh ada diskriminasi terhadap BWBLP karena juga memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Kemudian kehadiran BWBLP diterima oleh masyarakat serta adanya peluang pekerjaan yang dapat dilakukan.
"Kita harus menyadari bahwa tidak semua orang yang di lapas adalah orang jahat pun sebaliknya tidak semua orang di luar lapas adalah orang baik," ucap dia.
Satu di antara BWBLP berinisial J J .menyampaikan bahwa kekhawatiran terbesarnya saat ke luar dari tahanan. Ia mengaku khawatir dengan penerimaan dan mental dari anak serta keluarga
"Bagi saya kekhawatiran terbesar adalah kepada mental anak dan keluarga serta stigma masyarakat kepada keluarga. Saya yang menjalani hukuman tidak begitu berat karena makan disiapkan, tidur dijaga, serta diberikan bimbingan dan pelatihan. Kami bersyukur masih diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan keluarga setidaknya bisa memberikan kabar dan ketenangan kepada anak dan keluarga," jelas dia.