Pontianak (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin mengatakan para orang tua Lanjut Usia (Lansia) yang tergabung menjadi kader Bina Keluarga Lansia (BKL) Proyek Prioritas Nasional (Pro PN) tahun 2023 sangat berpotensi mewariskan bagaimana pola asuh yang baik kepada anak cucu, terutama dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
"Pengalaman para Lansia yang positif dalam cara pola asuh keluarga seharusnya bisa diteladani dan dapat dilanjutkan oleh keluarga-keluarga dari generasi yang ada saat ini," kata Alifudin saat menjadi narasumber kegiatan orientasi pendampingan perawatan jangka panjang bagi Lansia yang di gelar BKKBN Kalbar di Aula Kantor Camat Pontianak Kota, Rabu.
Kepada 30 peserta dari PKB/PLKB dan BKL Kecamatan Pontianak Selatan Alifudin mengatakan pendampingan yang dilakukan oleh para Lansia di lingkungan keluarganya masing-masing itu akan lebih terasa lebih aman, nyaman dan efektif. Dimana para Lansia bisa lebih dekat dengan anak bahkan cucu saat melakukan pendampingan.
Apa lagi ujar Alifudin, para Lansia yang mengikuti kegiatan orientasi pendampingan ini paham bagai mana mencegah dan melakukan percepatan penurunan stunting. Namun sangat lebih baik pendampingan yang dilakukan terhadap cucu haruslah selaras dengan keinginan kedua orang tua agar anak atau cucu ini tidak menjadi bingung dan dapat melangkah dengan pasti ke depannya.
"Kami dari Komisi IX DPR RI akan selalu mendukung segala kegiatan, seperti di kegiatan ini di mana BKKBN sebagai penyelenggara dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting," kata Alifudin.
Sementara itu, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya BKKBN Kalbar, Hadirin mengatakan dalam rangka membangun ketahanan dan kualitas keluarga, BKKBN Kalbar melaksanakan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga kader BKL Pro PN tentang pentingnya memahami pendampingan perawatan jangka panjang bagi Lansia.
"Kegiatan ini diarahkan pada aspek peningkatan kualitas keluarga agar tetap produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat serta menyediakan pelayanan keluarga dalam bentuk Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE). Kemudian konsultasi dan konseling, pembinaan serta rujukan. Selain itu juga untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader BKL," papar Hadirin.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pontianak, Multi Juto Bhatarendro menganjurkan agar para BKL saat melakukan pendampingan keluarga untuk mencegah stunting, juga mau melakukan aktivitas positif seperti contohnya memelihara ayam, ikan dan menanam sayur di pekarangan rumah.
"Dengan aktivitas positif itu para Lansia akan tetap bisa sehat dan produktif, tidak menjadi beban anak cucu. Bila itu terbiasa kita lakukan selain pendampingan juga kegiatan produktif para Lansia ini dapat menjadi contoh para anak cucu, para tetangga dan masyarakat," ujar Multi.