Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat mencatat kepesertaan akseptor Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Metode Operasi Wanita (MOW) sudah mendekati target.
"Target tahun ini ada 27. Hingga kini total sudah 25 akseptor MOW. Jadi tinggal menyisakan dua target MOW," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinkes P2KB Kabupaten Bengkayang Slamet Adisusanto saat dihubungi di Bengkayang, Selasa.
Ia menyebut di Kabupaten Bengkayang sendiri terdapat 17 kecamatan. Target dia, dari 17 kecamatan ini PKB/PLKB bisa mendapatkan calon akseptor minimal satu orang. Tetapi kondisi di lapangan tak semua bisa mendapatkan calon akseptor MOW.
Meski begitu, beberapa kecamatan justru mampu mendapatkan calon akseptor lebih dari dua orang.
“Bahkan sebenarnya satu tempat ada tujuh orang calon MOW, tapi untuk dua orang ini berhalangan hadir karena anaknya tidak bisa ditinggal,” katanya.
Kelima calon akseptor berasal dari Kecamatan Samalantan. Saat ini sudah 25 orang akseptor yang memasang MOW. Sisa dua orang untuk mencapai target, dan dia optimistis target ini bisa tercapai di tahun ini.
Sementara dalam upaya mensosialisasikan MKJP jenis MOW, banyak cara dilakukan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Pastinya sosialisasi dan pemberian edukasi gencar dilakukan.
“Teman-teman bidan juga melakukan berbagai macam pendekatan dalam upaya mengajak akseptor untuk memasang MKJP jenis MOW. Di situ dijelaskan kelebihan MOW,” kata Penata Kependudukan KB Ahli Muda pada Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, Rosana.
PKB/PLKB melakukan edukasi langsung ke masyarakat. Biasanya saat kegiatan posyandu langsung dilakukan sosialisasinya, kemudian di klinik bidan. Setelah masyarakat paham tentang MOW, barulah dilakukan skrining oleh bidan. Kemudian saat semua sudah sesuai prosedur, barulah pasien dibawa ke RS untuk dilakukan MOW.
PLKB Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang Ivana menuturkan, trik untuk mengajak masyarakat untuk memasang MOW yang dilakukannya sama seperti teman-teman PLKB lainnya.
“Ketika pakai MOW, akseptor tak perlu lagi minum pil dan suntik. Ini aman, apalagi bagi ibu yang tidak mau melahirkan lagi bisa MOW karena steril. Untuk proses juga tak lama, sekitar 30 menit,” katanya.
Salah satu akseptor Santi (38) mengatakan, pemasangan MOW dilakukannya karena memang tidak ingin melahirkan lagi.
"Saat ini anaknya sudah tiga, paling tua berusia 18 tahun, nomor dua 14 tahun dan nomor tiga 6 tahun. Saya sendiri dari Kecamatan Samalantan," kata dia.