Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan perbaikan sistem tata kelola perusahaan (good corporate governance) di BUMN harus terus berlangsung sebagai salah satu implementasi program “bersih-bersih BUMN” di samping penerapan fondasi nilai-nilai utama AKHLAK.
“Kalau kita lihat banyak sekali isu yang terjadi sebelum saya diberikan amanah. Tetapi, kembali yang saya sampaikan yang namanya perbaikan daripada sistem good corporate governance itu terus harus berlangsung,” kata Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Pernyataan Erick itu untuk menanggapi penetapan tersangka oleh KPK terhadap mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau LNG (liquefied natural gas) tahun 2011-2021.
“Saya tentu tidak mau mendiskreditkan siapapun tetapi sejak awal saya bilang bahwa ketika saya dipercaya, diberi amanah oleh Bapak Presiden sebagai pembantu beliau untuk mentransformasi BUMN, sejak awal saya bilang harus ada program bersih-bersih BUMN,” kata Erick Thohir.
Program “bersih-bersih BUMN”, kata Erick, dilakukan dengan implementasi fondasi AKHLAK pada BUMN, yakni Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dan juga keberlanjutan penerapan tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG).
Karen Agustiawan (KA) yang menjabat Dirut Pertamina pada 2009-2014 ditetapkan KPK sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau LNG pada Selasa (19/9). KPK menduga perbuatan KA menimbulkan dan mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar 140 juta dolar AS atau sekitar Rp2,1 triliun.
Lebih lanjut, Erick Thohir menjamin BUMN akan lebih transparan dan memiliki struktur yang lebih sehat. Pertamina dalam menjalankan bisnisnya, kata Erick, akan lebih terbuka.
“Kalau kita lihat Pertamina ini sekarang ada holding dan subholding. Bukunya kelihatan sekarang kalau dulu tidak kelihatan. Makanya itu kita dorong keterbukaan. Itulah kenapa Pertamina sekarang juga banyak perusahaannya untung karena sudah dikeker, tidak bisa tutup-tutupan mana yang namanya penugasan mana yang namanya bisnis biasa,” jelas Erick.
Erick juga memastikan BUMN tidak berbisnis dengan rakyat, melainkan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai kisaran lima persen dan menurunkan tingkat ketimpangan ekonomi antarmasyarakat.
“Di situlah kenapa BUMN hadir, sebagai tentu ekosistem membangun ekonomi nasional dengan berbagai pihak, dengan swasta, dengan investasi asing tetapi yang paling penting tetap melindungi yang namanya UMKM karena tulang punggung daripada kita ini ya UMKM,” kata Erick.