Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan bahwa negara tidak boleh pelit untuk berinvestasi di bidang pendidikan saat menanggapi tanggapan para kandidat soal kesejahteraan guru dalam debat kelima Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Menurutnya, seluruh pihak harus memandang bahwa pengeluaran di bidang pendidikan jangan dianggap sebagai biaya, tapi pandanglah sebagai investasi.
"Karena itu, negara jangan pelit kalau bicara tentang investasi di bidang pendidikan, jangan pelit kalau sama guru, jangan pernah kita memberikan yang seminim mungkin untuk guru," tegasnya di debat capres pamungkas di Jakarta, Minggu malam.
Anies menginginkan guru mendapatkan ganjaran yang adil dari negara agar mereka bisa berkonsentrasi dalam mendidik anak-anak di Tanah Air.
Ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia menceritakan bahwa guru-guru pendidikan anak usia dini (PAUD) di Jakarta telah mendapatkan hibah, guru-guru agama mendapatkan bantuan, dan semua guru dan dosen di Jakarta bebas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Dengan demikian, bantuan dan hibah tersebut menjadi penghargaan yang diberikan pemerintah kepada guru dan dosen berupa status, penghasilan, dan kehormatannya.
"Pandang ini sebagai investasi untuk Indonesia menjadi negeri yang tercerdaskan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama Pilpres 2024 pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, debat ketiga 7 Januari 2024, dan debat keempat pada 21 Januari 2024, KPU menggelar debat kelima di Balai Sidang Jakarta.
Debat pemungkas Pilpres 2024 sekaligus menjadi debat ketiga yang mempertemukan para capres dan KPU menyelenggarakannya dengan tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.