Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan upaya peningkatan produksi tanaman padi dan jagung kepada Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (13/2).
“Tadi baru saja kami dipanggil Bapak Presiden Republik Indonesia. Beliau menanyakan perkembangan tanaman khususnya padi dan jagung. Kami sudah laporkan perkembangannya,” ujar Mentan Amran kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan penanaman padi dan jagung sejak Desember 2023 berada di angka lebih dari 1 juta hektare, guna memenuhi kebutuhan bulanan nasional.
“Karena kalau kita mau memenuhi kebutuhan bulanan itu minimal tanam 1 juta hektare per bulan. Di Desember (2023) kita tanam 1,5 juta hektare, Januari (2024) 1,7 juta hektare,” katanya.
Menurut Amran, upaya peningkatan produksi padi dilakukan dengan mengairi sawah-sawah di Pulau Jawa dan luar Jawa yang berdekatan dengan sungai, dengan cara memompa air.
Selain itu juga dilakukan optimalisasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi.
Pemerintah juga memberikan insentif benih gratis kepada petani yang mau melakukan perluasan tanam, misalnya benih padi gogo, serta menyalurkan pupuk tambahan bagi para petani.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menyampaikan pihaknya telah menyiapkan stok pupuk nasional sebesar 2 juta ton, di mana 1,1 juta ton sudah berada di sejumlah kabupaten untuk disalurkan.
Sedangkan untuk pupuk subsidi yang volumenya sebanyak 4,7 juta ton dan sudah disetujui Presiden, akan ditambah anggarannya agar bisa mencapai jumlah 7,5 juta ton.
“Dari 4,7 juta ton (pupuk bersubsidi) yang sudah disetujui itu tadi arahannya supaya diambil pada musim tanam pertama, sehingga nanti kalau itu habis akan disiapkan lagi anggaran untuk musim tanam kedua,” ujar Rahmad.
Rahmad berharap dengan lancarnya penyaluran pupuk, produksi beras akan semakin meningkat.