Seoul (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menegaskan bahwa jumlah 2.000 adalah peningkatan minimum yang diperlukan dalam penerimaan sekolah kedokteran meskipun pemerintah akan terbuka melakukan pembicaraan jika dokter mengusulkan alternatif yang lebih masuk akal dan rasional.
“Jumlah 2.000 tersebut merupakan kenaikan minimal yang dicapai pemerintah melalui perhitungan yang matang, dan ditindaklanjuti dengan diskusi yang cukup dengan komunitas medis, termasuk kelompok dokter, hingga diambil keputusan,” kata Presiden Yoon dalam pidato langsung dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan, Senin.
Yoon menyampaikan pernyataan tersebut di tengah-tengah sedikitnya tanda-tanda terobosan dalam perselisihan antara pemerintah dan komunitas medis mengenai kenaikan kuota penerimaan.
“Beberapa orang berpendapat bahwa menambah jumlah sebanyak 2.000 sekaligus adalah hal yang berlebihan,” ucapnya.
Ia juga mengatakan kekhawatiran yang lebih besar yakni meskipun ada penambahan 2.000 orang, masih diperlukan waktu 10 tahun lagi sebelum para dokter baru dapat bergabung dengan dunia kerja.
"Mereka bahkan mengkritik pemerintah yang memutuskan penambahan 2.000 orang tanpa rencana yang jelas dan sepihak. Tentu saja tidak demikian,” tutur dia.
Sekitar 12.000 dokter junior telah mengundurkan diri sejak 20 Februari untuk memprotes rencana pemerintah. Sementara para profesor kedokteran telah mengajukan pengunduran diri secara massal untuk bergabung dalam aksi kolektif.
Para profesor yang bekerja sebagai dokter senior di rumah sakit besar telah berjanji untuk mengurangi jam kerja mulai minggu ini untuk mengatasi kelelahan yang semakin meningkat akibat pemogokan yang berkepanjangan oleh junior mereka. Dokter komunitas mengatakan akan mengambil tindakan serupa.
“Jika komunitas medis ingin berargumentasi untuk mengurangi jumlah peningkatan tersebut, maka tepat bagi mereka untuk mengajukan proposal terpadu kepada pemerintah dengan dasar yang jelas dan ilmiah dan tidak melakukan tindakan kolektif,” tegas Yoon.
Sumber : Yonhap