Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ratusan orang korban banjir disertai tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terpaksa memanfaatkan masjid menjadi tempat pengungsian darurat.
"Setidaknya saat ini tercatat ada 155 orang korban yang mengungsi ke tiga masjid berbeda," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, para korban yang pengungsi itu harus menempati masjid setelah rumah mereka rusak dan akses jalan ke daerahnya masih terisolir akibat timbunan material banjir dan tanah longsor.
Tim Pusdalops BNPB mencatat para pengungsi itu merupakan bagian dari total sebanyak 3.479 keluarga yang terdampak banjir disertai tanah longsor sejak Jumat (3/5) malam.
Adapun masing-masing korban berasal dari Kecamatan Suli, Latimojong, Suli Barat, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Larompong, Larompong Selatan, Bajo, Bajo Barat, Kamanre, Belopa dan Kecamatan Belopa Utara.
"Sementara sebagian korban yang lainnya mengungsi ke rumah kerabat. Tim gabungan hingga saat ini masih melakukan pendataan di lapangan serta evakuasi warga terdampak," ujarnya.
Ia mengungkapkan, tim gabungan masih berusaha untuk menyalurkan bantuan logistik kepada para korban yang mengungsi akses yang tertutup dan diperparah hujan intensitas sedang - lebat yang masih sering mengguyur hingga hari ini.
BNPB mengharapkan adanya dukungan alat berat untuk membuka akses jalan yang tertimbun longsor sehingga memudahkan penyaluran bantuan kepada para korban.
Korban banjir di Luwu manfaatkan masjid jadi pengungsian
Minggu, 5 Mei 2024 23:19 WIB