"Hari Kebangkitan Nasional tahun ini menjadi momentum penting dalam mempersiapkan lompatan Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Dengan kita terus memacu digitalisasi kaum muda harus memanfaatkan teknologi digital, sehingga nanti melalui penguasaan teknologi digital ini maka bonus demografi tahun 2030 sampai 2045 itu akan benar-benar memberikan sumbangan bagi negara Indonesia menjadi negara maju, atau kita sebut dengan Indonesia Emas tahun 2045," kata Harisson usai memimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2024 di halaman kantor Gubernur Kalbar, Senin.
Harisson juga menjelaskan bahwa pemerintah daerah sudah memanfaatkan digitalisasi, termasuk dari pelayanan-pelayanan birokrasi, maupun dari pelayanan-pelayanan kepada masyarakat.
"Kita di Kalbar termasuk juara kedua pada Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dan hal itu harus kita tingkatkan juga ke masyarakat, dan dalam perekonomian pun juga kita manfaatkan dengan terus memanfaatkan teknologi digital, salah satunya dengan mendorong penggunaan QRIS di berbagai merchant-merchant terutama di UMKM," tuturnya.
Dengan penggunaan digitalisasi dalam transaksi keuangan tersebut diharapkan memudahkan orang untuk bertransaksi tanpa perlu membawa uang tunai.
"Jadi, berbelanja tidak perlu bawa uang cash yang banyak, bawa dompet seperlunya, selebihnya menggunakan handphonenya saja, dan bertransaksi jadi lebih aman karena begitu transaksi uangnya sudah langsung masuk ke rekening para pedagang," kata Harisson.
Mantan Sekda Kalbar itu juga mengatakan, dalam sambutan Menkominfo pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini disampaikan bahwa di hadapan telah terbentang potensi kekuatan yang siap merambah dunia. Bonus demografi menunjukkan bagaimana 60 persen penduduk Indonesia dalam dua dekade ini menjadi tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru bagi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi.
"Sebagaimana yang telah berkali-kali dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo, peluang kita menjadi negara maju ada dalam 10 hingga 15 tahun ke depan dengan memaksimalkan bonus demografi," kata Harisson.
Presiden Joko Widodo juga menekankan bagaimana di dalam sejarah peradaban negara-negara dan bangsa-bangsa, kesempatan itu hanya datang satu kali, oleh karenanya kita sama sekali tidak boleh keliru dalam memilih langkah.
Lebih lanjut Penjabat Gubernur Kalbar menegaskan bahwa adanya bonus demografi yang dimiliki Indonesia haruslah dikelola dengan kebijaksanaan. Salah satu yang berpeluang menjadi penopangnya adalah adopsi teknologi digital.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79,5 persen dari total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang diperkirakan meroket hingga 1 triliun USD pada tahun 2030.
Dalam aspek bisnis, sosial, dan ekonomi, transformasi digital dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas bisnis. Sementara itu, dalam aspek sosial dan lingkungan, transformasi digital mampu meningkatkan akses terhadap berbagai teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
"Potensi-potensi ini tentu mendukung percepatan transformasi digital, sekaligus membuka peluang bagi Indonesia untuk keluar dari middle-income trap. Perekonomian Indonesia harus tumbuh di kisaran 6 hingga 7 persen untuk dapat mencapai target negara berpendapatan tinggi atau negara maju pada tahun 2045," katanya.
Kemudian, kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata.
"Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa, karena tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju," kata Harisson menyampaikan sambutan Menkominfo RI.