Beirut (ANTARA) - Lebanon mengumumkan pihaknya menerima bantuan medis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) pada Jumat (4/10) di tengah serangan berkelanjutan Israel.
Pengiriman bantuan tiba di Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut dan diterima oleh Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad, perwakilan WHO di Lebanon Abdinasir Abubakar, dan perwakilan UNHCR Ivo Freijsen, menurut laporan Anadolu.
Setelah pengiriman bantuan itu, Abiad menegaskan bantuan medis tersebut tiba pada saat yang "kritis," di tengah serangan Israel terhadap Lebanon.
Menteri tersebut juga menyoroti bahwa jalur udara kemanusiaan telah dibuka dari Uni Emirat Arab (UEA), dengan pesawat yang membawa 55 ton bantuan tiba pada Jumat, dan pesawat tambahan dari Slovakia, Polandia, serta negara lainnya diperkirakan segera tiba.
Perwakilan WHO, Abubakar, menyebutkan bahwa pengiriman pertama termasuk pasokan medis penyelamat nyawa untuk membantu rumah sakit menangani peningkatan jumlah korban.
"Rumah sakit kewalahan dengan jumlah korban yang terus meningkat, dan menjadi tanggung jawab kami, bersama dengan badan PBB lainnya, untuk memastikan mereka memiliki alat yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa," kata Abubakar, seraya menambahkan bahwa lebih banyak bantuan akan tiba dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, perwakilan UNHCR Freijsen menambahkan, "Kami ingin menunjukkan solidaritas kami dengan Lebanon dengan bekerja sama dengan semua organisasi kemanusiaan untuk mengamankan bantuan yang dibutuhkan, dan kami mendesak para donor untuk merespons kebutuhan mendesak ini dengan cepat."
Israel telah meluncurkan serangan udara besar-besaran sejak 23 September pada apa yang disebutnya sebagai target-target Hizbullah di seluruh Lebanon, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.100 korban, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Kampanye udara ini merupakan eskalasi dalam konflik yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon sejak awal serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.800 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Setidaknya 1.974 korban tewas di Lebanon, lebih dari 9.384 terluka, dan 1,2 juta orang mengungsi, menurut otoritas setempat.
Komunitas internasional memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon bisa memperluas konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih besar.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia telah kirim 33 ton bantuan kemanusiaan ke Lebanon