Kuningan (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, Jawa Barat, mencatat total produksi padi di wilayahnya mencapai 295.666 ton hingga September 2024, dan diperkirakan masih bisa bertambah karena sebagian besar lahan sawah milik petani belum dipanen.
“Produksi padi tersebut diperoleh dari hasil panen sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, dengan produktivitas yang bervariasi setiap bulannya,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah, di Kuningan, Minggu.
Ia menjelaskan pada Januari 2024 produksi padi di Kabupaten Kuningan sebesar 7.541 ton dari luas panen 1.205 hektare (ha). Sedangkan di bulan Februari, produksinya meningkat menjadi 9.864 ton.
Menurutnya, produksi padi melonjak signifikan pada Maret, mencapai 27.994 ton dengan luas panen yang sama seperti bulan sebelumnya, yakni 1.577 ha. Kemudian di bulan April, produksi mencapai puncaknya yakni 76.506 ton dari luas panen 12.393 ha.
“Bulan Mei mencatat produksi sebesar 39.191 ton dari luas panen 6.351 hektare, sedangkan pada Juni, produksi tercatat 12.636 ton dari luas panen 2.028 hektare,” ujarnya pula.
Memasuki Juli, kata dia lagi, produksi padi mencapai 27.792 ton dari luas panen 4.483 ha, dengan tingkat produktivitas bulan ini tercatat sebesar 61,99 kuintal per ha.
Wahyu mengatakan peningkatan hasil panen juga terjadi pada Agustus, yakni menjadi 64.274 ton dari luas panen 10.403 ha atau tingkat produktivitasnya sekitar 61,78 kuintal per ha.
“Terakhir pada September, produksi padi mencapai 30.868 ton dari luas panen 4.915 hektare dengan produktivitas 62,80 kuintal per hektare,” ujarnya lagi.
Pemkab Kuningan optimis produksi padi akan terus meningkat hingga akhir tahun, sejalan dengan upaya intensif yang dilakukan untuk menjaga produktivitas dan stabilitas sektor pertanian di wilayah tersebut.
Selama musim kemarau, Wahyu menambahkan bahwa pemerintah telah menerapkan berbagai langkah untuk menjaga lahan pertanian tetap produktif, termasuk optimalisasi sistem irigasi, penyediaan pompa air bagi petani, serta penggunaan varietas padi yang lebih tahan terhadap kekeringan.
“Dengan langkah-langkah tersebut, kami berharap para petani dapat tetap memaksimalkan produksi padi meskipun menghadapi tantangan musim kemarau,” ujar dia pula.