Jakarta (ANTARA) - Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Ana Tili pada Jumat (3/1), sebagaimana dikutip Kedutaan Besar Kazakhstan di Jakarta, menyampaikan pencapaian utama negara tersebut di tahun 2024.
Presiden Tokayev menyoroti pencapaian besar dalam perbaikan manajemen sumber daya air setelah bencana banjir besar yang terjadi sebelumnya.
Menurutnya, bencana itu mengungkapkan pentingnya pembangunan infrastruktur pengelolaan air yang lebih baik, dan sebagai tanggapan, Kazakhstan telah meluncurkan rencana besar untuk membangun lebih dari 40 waduk baru dan merehabilitasi sistem irigasi sepanjang lebih dari 14.000 kilometer hingga tahun 2030.
Salah satu langkah penting yang diambil adalah pembentukan Universitas Nasional Sumber Daya Air dan Irigasi untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang air.
Selain itu, sistem prediksi bencana dan pencegahan darurat sedang dimodernisasi, menunjukkan kesiapan negara dalam menghadapi tantangan serupa di masa depan.
Tokayev juga memastikan bahwa tidak ada keluarga yang terdampak banjir yang dibiarkan tanpa bantuan. Pemerintah telah memberikan bantuan perumahan, pemulihan infrastruktur, serta kompensasi bagi warga dan pengusaha yang terdampak.
Di tingkat internasional, Tokayev menyoroti peran Kazakhstan dalam masalah ketahanan air global. Pada awal Desember 2024, ia menghadiri One Water Summit yang digelar di Arab Saudi, di mana Kazakhstan dan Prancis berperan sebagai penyelenggara.
Dalam kesempatan itu, Tokayev menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengatasi bencana terkait air dan perubahan iklim. Menurutnya, keamanan air adalah isu global yang memerlukan upaya bersama seluruh komunitas internasional.
Tokayev juga menyampaikan visi jangka panjang untuk ekonomi Kazakhstan, yang berfokus pada keberlanjutan dan pemerataan. Salah satu tujuannya adalah menggandakan ukuran ekonomi negara tersebut dalam beberapa dasawarsa mendatang.
Ia menekankan pentingnya reformasi struktural yang berkelanjutan, dengan mendorong sektor-sektor seperti pertanian dan energi bersih.
Tokayev berharap langkah-langkah ini akan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan stabil, serta mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi yang tidak ramah lingkungan.
Sebagai negara yang juga menghadapi tantangan serupa dengan Indonesia, seperti perubahan iklim dan pengelolaan air, langkah-langkah yang diambil Kazakhstan menawarkan pelajaran berharga.
Ketahanan terhadap bencana, investasi dalam infrastruktur yang ramah lingkungan, dan kerjasama internasional yang aktif adalah strategi yang dapat diadaptasi oleh Indonesia untuk menghadapi tantangan serupa di masa depan.
Tokayev menekankan bahwa kemajuan yang dicapai Kazakhstan tidak hanya untuk mengatasi masalah jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kuat bagi generasi mendatang.