Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani banjir luapan Kali Ciliwung melalui penyedotan air dan juga memastikan tali air berfungsi baik.
"Kami mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan (banjir) di setiap wilayah," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Senin.
Yohan mengatakan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan unsur dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga DKI dan Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan banjir.
Ia menjelaskan bahwa selain penyedotan, petugas BPBD juga berupaya memastikan tali-tali air berfungsi maksimal untuk mempercepat aliran air.
"Kami upayakan genangan (banjir) untuk surut dalam waktu cepat," katanya.
Yohan menambahkan bahwa BPBD mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi banjir.
"Untuk itu, ketika dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop," kata Yohan.
Sebelumnya, Yohan menyatakan, banjir yang terjadi akibat luapan Kali Ciliwung meluas dan kini dampaknya ke 47 rukun tetangga (RT) di daerah Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Timur (Jaktim).
"Data pukul 04.00 WIB banjir melanda 28 RT dan hingga pukul 08.00 WIB terdapat 47 RT yang terdampak," kata Yohan.
Menurut dia, banjir yang terjadi di Jaksel dan Jaktim tersebut karena meluapnya Kali Ciliwung setelah terjadi hujan di DKI Jakarta dan daerah lainnya.
Ia menjelaskan bahwa hujan yang terjadi di DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (2/3) menyebabkan kenaikan Bendung Katulampa yang berada di Bogor, Jawa Barat, menjadi siaga tiga atau waspada pada pukul 20.20 WIB.
Kemudian, lanjut Yohan, di hari yang sama pada pukul 20.40 siaga dua, dan pada pukul 20.40 WIB Bendung Katulampa menjadi siaga satu atau bahaya sekitar pukul 21.30 WIB.
Selanjutnya di Pos Pantau Depok kata Yohan, berstatus siaga tiga, waspada pukul 21.40 WIB, siaga dua pukul 00.00 WIB dan siaga satu atau bahaya pukul 00.30 WIB.
"Untuk di Pos Pantau Angke Hulu menjadi siaga tiga pukul 23.00 WIB dan menyebabkan terjadinya beberapa banjir di wilayah DKI Jakarta," katanya.