Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan mengajukan permohonan hujan buatan untuk mengatasi kabut asap yang pekat akhir-akhir ini.
"Hasil rapat bersama, Gubernur juga sudah perintahkan satuan kerja perangkat daerah untuk mengatasi dan konsolidasi bersama dengan kabupaten kota," ungkap Wagub Kalbar, Christiandy Sanjaya di Pontianak, Senin.
Ia mengakui kondisi saat ini sudah cukup kritis sehingga dibutuhkan tindakan segera dan secepatnya.
Ia menambahkan, untuk meminta hujan buatan, ada prosedur yang harus dituntaskan sehingga butuh waktu.
"Terutama permintaan dari daerah, dan pemprov tinggal berkoordinasi," ujar dia.
Ia melanjutkan, sifat alam di Kalbar dimana lahan gambut mendominasi sehingga kalau terbakar cukup sulit untuk memadamkannya.
"Butuh hujan lebat biar kabut asap hilang. Kalau secara manual, agak sulit," kata Christiandy Sanjaya.
Mengenai kemungkinan adanya perusahaan yang bakar lahan, ia menegaskan sejauh ini indikasi itu belum terbukti.
"Sampai sekarang belum ketemu. Tapi kalau perusahaan bakar lahan, sedangkan tanamannya sudah tinggi, rasanya tidak mungkin," kata Christiandy Sanjaya.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Hasil rapat bersama, Gubernur juga sudah perintahkan satuan kerja perangkat daerah untuk mengatasi dan konsolidasi bersama dengan kabupaten kota," ungkap Wagub Kalbar, Christiandy Sanjaya di Pontianak, Senin.
Ia mengakui kondisi saat ini sudah cukup kritis sehingga dibutuhkan tindakan segera dan secepatnya.
Ia menambahkan, untuk meminta hujan buatan, ada prosedur yang harus dituntaskan sehingga butuh waktu.
"Terutama permintaan dari daerah, dan pemprov tinggal berkoordinasi," ujar dia.
Ia melanjutkan, sifat alam di Kalbar dimana lahan gambut mendominasi sehingga kalau terbakar cukup sulit untuk memadamkannya.
"Butuh hujan lebat biar kabut asap hilang. Kalau secara manual, agak sulit," kata Christiandy Sanjaya.
Mengenai kemungkinan adanya perusahaan yang bakar lahan, ia menegaskan sejauh ini indikasi itu belum terbukti.
"Sampai sekarang belum ketemu. Tapi kalau perusahaan bakar lahan, sedangkan tanamannya sudah tinggi, rasanya tidak mungkin," kata Christiandy Sanjaya.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012