Pontianak (ANTARA Kalbar) - Manajer Program World Wide Fund for Nature Kalimantan Barat (WWF-Indonesia) Hermayani Putera menyatakan, akibat cuaca ekstrem, ratusan petani madu hutan di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu, tiga tahun berturut-turut mengalami gagal panen.

"Tahun ini saja, musim kemarau dan hujan sudah tiga kali atau baru pertama kali terjadi hingga para petani madu hutan mengalami gagal panen," kata Hermayani Putera di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, pihaknya sudah harus memikirkan strategi adaptasi terhadap perubahan cuaca ekstrem sehingga para lebah tetap membuat "tikung" atau tempat lebah bersarang guna menghasilkan madu.

"Kalau musim kemarau banyak asap akibat kebakaran hutan sehingga para lebah enggan bersarang, sementara kalau musim hujan `tikung` terendam air sehingga diperlukan adaptasi bagi lebah dalam menghadapi cuaca ekstrem," ujar Hermayani.

Menurut dia, jenis bunga yang menjadi pakan lebah hutan tersebut dari berbagai tumbuhan liar di kawasan TNDS, seperti bunga penghasil madu dari pohon tembesu (Fragrarea fragrans), putat (Baringtonia acutangula), masong (Syzygium cauliflora), samak (Syzygium sp), kayu taun (Carallia bracteata), akar libang (Monocarpus sp), merbemban (Xanthophyllum sp), kawi (Shorea belangeran), dan menungau (Vatica menungau).

"Biasanya musim panen madu hutan sekitar Januari, Maret dan Desember," ungkap Hermayani.

Data WWF, mencatat tahun 2012 kawasan TNDS sudah tiga kali mengalami perubahan musim kemarau sehingga menyebabkan kawasan danau tersebut kering.

Sehingga menurut dia, sangat rentan terjadi kebakaran dan mengancam kelangsungan ratusan jenis fauna yang hidup di kawasan TNDS.

Akibat, musim kemarau tersebut, kondisi TNDS sangat rentan terbakar. "Dalam pantauan kami di lapangan dalam dua bulan terakhir, titik api di kawasan TNDS sangat tinggi sekali," katanya.

TNDS selama ini dikenal sebagai perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan. Danau musiman yang berada di TNDS terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan.

(A057)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012