Chengdu (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Akibat gempa 7,0 Skala Richter yang mengguncang Provinsi Sichuan, China Barat-daya, panda raksasa menjadi "korban" khusus.
Walaupun sejauh ini tak ada laporan mengenai panda yang mati atau cedera, spesies langka di Bifengxia Panda Base, yang berada sekitar 50 kilometer dari pusat gempa di Kabupaten Longmen, Kota Ya'an, didapati ketakutan akibat guncangan gempa.
Ya'an adalah habitat panda raksasa. Pada 1869, seorang misionaris Prancis Armand David menemukan panda raksasa di Kabupaten Baoxing di kota tersebut, dan membuat beruan yang berwana hitam dan putih itu dikenal oleh dunia.
Menurut rekaman video yang dibuat oleh kamera pengintai, ketika gempa terjadi pukul 08.02, Sabtu (20/4), semua panda sangat terkejut untuk sesaat, dan kemudian mereka memanjat ke atas pohon. Sebagian lagi melarikan diri ke tempat lain, yang "mereka percaya aman", kata Heng Yi, juru bicara di tempat tersebut.
"Yang berani tetap tenang, sementara yang pemalu menderita kaget," kata Heng Yi, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam. Ia menambahkan semua panda memerlukan perawatan dan bahkan terapi psikologis.
Petugas pengembang-biak menyediakan makanan yang berlimpah buat semua panda itu guna memastikan mereka "tak ada yang salah". Dan buat anak panda yang paling ketakutan, para pemelihara akan bermain dengan mereka untuk meredakan ketegangan mereka, kata seorang direktur yang bernama Wang dan bertugas mengurus hewan di pangkalan tersebut.
"Komunikasi erat para pemelihara akan membantu membuat semua panda jadi nyaman," kata Wang.
Ada 61 panda raksasa di tempat itu, dan hampir separuh dari mereka dipindahkan ke Chengdu dari Suaka Alam Wolong lima tahun lalu, ketika gempa 8,0 pada Skala Richter mengguncang daerah di dekatnya. Rakyat di Wolong juga merasakan getaran saat ini, tapi tak ada korban jiwa dan panda akibat gempa itu, kata Zhang Hemin, Kepala Suaka Alam Wolong.
Selain dari Bifengxia dan Wolong, Suaka Alam Fengtongzhai, yang berada di Kabupaten Baoxing Timur-laut dan 80 kilometer dari pusat gempa, Lushan, juga adalah habitat panda liar. Ada sebanyak 40 panda di suaka alam tersebut.
Tanah longsor yang dipicu oleh gempa mengganggu lalu-lintas dan pasokan air ke pangkalan itu, dan kondisi panda di sana belum diketahui.
Zuo Guangyuan, Kepala Biro Penanganan Suaka Alam Fentongzhai, mengatakan sembilan pekerja belum bisa dihubungi, dan satu tim khusus telah dikirim untuk mengabsahkan kondisi semua panda.
Sejauh ini tak ditemukan panda yang mati atau cedera, tapi gempa susulan dan pontesi bencana selanjutnya mungkin mengancam keselamatan hewan liar tersebut, kata Zuo.
(Chaidar)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Walaupun sejauh ini tak ada laporan mengenai panda yang mati atau cedera, spesies langka di Bifengxia Panda Base, yang berada sekitar 50 kilometer dari pusat gempa di Kabupaten Longmen, Kota Ya'an, didapati ketakutan akibat guncangan gempa.
Ya'an adalah habitat panda raksasa. Pada 1869, seorang misionaris Prancis Armand David menemukan panda raksasa di Kabupaten Baoxing di kota tersebut, dan membuat beruan yang berwana hitam dan putih itu dikenal oleh dunia.
Menurut rekaman video yang dibuat oleh kamera pengintai, ketika gempa terjadi pukul 08.02, Sabtu (20/4), semua panda sangat terkejut untuk sesaat, dan kemudian mereka memanjat ke atas pohon. Sebagian lagi melarikan diri ke tempat lain, yang "mereka percaya aman", kata Heng Yi, juru bicara di tempat tersebut.
"Yang berani tetap tenang, sementara yang pemalu menderita kaget," kata Heng Yi, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam. Ia menambahkan semua panda memerlukan perawatan dan bahkan terapi psikologis.
Petugas pengembang-biak menyediakan makanan yang berlimpah buat semua panda itu guna memastikan mereka "tak ada yang salah". Dan buat anak panda yang paling ketakutan, para pemelihara akan bermain dengan mereka untuk meredakan ketegangan mereka, kata seorang direktur yang bernama Wang dan bertugas mengurus hewan di pangkalan tersebut.
"Komunikasi erat para pemelihara akan membantu membuat semua panda jadi nyaman," kata Wang.
Ada 61 panda raksasa di tempat itu, dan hampir separuh dari mereka dipindahkan ke Chengdu dari Suaka Alam Wolong lima tahun lalu, ketika gempa 8,0 pada Skala Richter mengguncang daerah di dekatnya. Rakyat di Wolong juga merasakan getaran saat ini, tapi tak ada korban jiwa dan panda akibat gempa itu, kata Zhang Hemin, Kepala Suaka Alam Wolong.
Selain dari Bifengxia dan Wolong, Suaka Alam Fengtongzhai, yang berada di Kabupaten Baoxing Timur-laut dan 80 kilometer dari pusat gempa, Lushan, juga adalah habitat panda liar. Ada sebanyak 40 panda di suaka alam tersebut.
Tanah longsor yang dipicu oleh gempa mengganggu lalu-lintas dan pasokan air ke pangkalan itu, dan kondisi panda di sana belum diketahui.
Zuo Guangyuan, Kepala Biro Penanganan Suaka Alam Fentongzhai, mengatakan sembilan pekerja belum bisa dihubungi, dan satu tim khusus telah dikirim untuk mengabsahkan kondisi semua panda.
Sejauh ini tak ditemukan panda yang mati atau cedera, tapi gempa susulan dan pontesi bencana selanjutnya mungkin mengancam keselamatan hewan liar tersebut, kata Zuo.
(Chaidar)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013