Istanbul (ANTARA) - Kedua pihak di Selat Taiwan menyerukan peningkatan pertukaran pariwisata di tengah ketegangan antara Beijing dan Taipei.
Seorang pejabat senior China pada Kamis mengatakan Beijing akan berupaya untuk "terus memperluas pertukaran dan kerja sama" dengan Taiwan guna "mempromosikan pembangunan terpadu di Selat itu,” demikian laporan media resmi.
“Upaya efektif telah dilakukan pada tahun lalu untuk menghalangi separatis dan kekuatan eksternal yang mencoba ikut campur sehingga menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sekaligus melindungi kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” kata Song Tao, yang memimpin Kantor Urusan Taiwan di Dewan Negara, Beijing.
Pernyataan tersebut muncul setelah pemimpin Taiwan, William Lai Ching-te, pada Rabu meminta China untuk bernegosiasi dengan Taipei guna melonggarkan pembatasan pariwisata.
“Jika China benar-benar tulus, saya mengusulkan agar Asosiasi Pariwisata Selat Taiwan dan Asosiasi Pertukaran Pariwisata di Selat Taiwan memulai negosiasi (untuk melonggarkan pembatasan itu),” kata Lai kepada wartawan pada Rabu.
Kedua asosiasi tersebut masing-masing dibentuk oleh Taipei dan Beijing untuk membantu mengoordinasikan dan merundingkan masalah pariwisata antara kedua belah pihak.
Menurut Lai, 2,05 juta warga Taiwan melakukan perjalanan ke China untuk pariwisata atau bisnis antara Januari hingga November tahun lalu, sementara hanya 285.000 wisatawan China mengunjungi Taiwan pada periode yang sama.
Ketegangan di Selat Taiwan meningkat sejak Lai dilantik pada Mei lalu setelah memenangkan pemilihan umum pada Januari tahun lalu. China telah mengadakan latihan militer berskala besar di sekitar pulau itu yang bertujuan untuk mencegah pasukan kemerdekaan di Taiwan.
Sumber : Anadolu
Di tengah ketegangan, Taiwan mencari kemudahan pariwisata dengan China
Jumat, 3 Januari 2025 23:13 WIB