Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyampaikan keterkejutannya terhadap peristiwa serangan atas kerumunan orang di New Orleans, Amerika Serikat.
"Kami terkejut dengan serangan kekerasan itu. Kami menyampaikan belasungkawa atas nyawa yang hilang dan simpati kepada keluarga korban dan yang terluka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Kamis (2/1).
Pada Rabu (1/1) sekitar pukul 03.15 pagi waktu setempat (16.15 WIB), satu truk menabrak pusat French Quarter, destinasi populer untuk merayakan hari besar seperti Malam Tahun Baru, di New Orleans, Louisiana, sehingga menyebabkan 15 orang tewas dan 35 lainnya terluka.
"China menentang semua tindakan teroris yang menargetkan warga sipil," tambah Mao Ning.
Ia pun memastikan tidak ada warga negara China yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
"Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh Kedutaan Besar Tiongkok di AS, sejauh ini belum ada laporan kematian atau cedera dari warga China," ungkap Mao Ning.
Pelaku diidentifikasi sebagai Shamsud Din Jabbar, pria berusia 42 tahun asal Texas dan veteran Angkatan Darat AS. Pelaku juga disebut membawa bendera kelompok teroris Daesh.
Pelaku disebut tewas dalam baku tembak dengan polisi setelah melakukan penyerangan.
Biro Investigasi Federal (FBI) sedang menyelidiki kemungkinan hubungan pelaku dengan organisasi teroris Daesh. Beberapa alat peledak juga ditemukan di dalam kotak penyimpanan es yang ada di truk pelaku.
Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump menanggapi serangan truk dan penembakan di New Orleans tersebut.
"Tidak ada bentuk kekerasan yang dapat dibenarkan, dan kami tidak akan mentolerir serangan terhadap rakyat kami," kata Biden dalam pernyataannya, Rabu malam waktu setempat.
Trump mengaitkan insiden tersebut dengan imigrasi ilegal dan mengklaim: "Seperti yang saya katakan sebelumnya, para kriminal yang datang (ke Amerika Serikat) jauh lebih buruk dari pada para kriminal di negara ini. Pernyataan ini telah menjadi kenyataan."
Polisi AS juga menyelidiki kemungkinan tindakan terorisme setelah Tesla Cybertruck terbakar dan meledak di depan hotel Trump di Las Vegas. Insiden tersebut dilaporkan telah menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya.