Sekadau (Antara Kalbar) - Perbaikan jalan di ruas jalan Sunyat menuju ponton penyebrangan dan di wilayah penyebrangan Sungai Asam menuju simpang Sungai Ayak yang dilakukan perusahaan perkebunan PT Parna Agro Mas dinilai asal-asalan.

Pantauan di lapangan, kerusakaan jalan itu diakibatkan tonase angkutan kelapa sawit menuju pabrik PT PAM di areal Desa Tapang Pulau, kerap melebihi standar jalan yang ada. Selain itu ekskavator yang memperbaiki beberapa titik timbun lubang jalan oleh PT PAM biasa melintas jalan kabupaten tanpa diangkut menggunakan pronton.

“Tadi pagi saya lewat, jalan yang ditimbun sudah berlubang lagi. Bagaimana tidak, nimbunnya pakai tanah merah. Dilewati truk saja sudah amblas lagi. Ini asal-asalan," kata anggota DPRD Sekadau Muhammad, Senin (16/12).

Ia mengatakan, itikad baik PT PAM untuk turut memelihara ruas jalan memang layak diapresiasi. Namun, niat baik tersebut harus disertai dengan tindakan yang baik pula. Perbaikan jalan oleh PT PAM seharusnya tidak terkesan asal jadi, alias cari aman saja karena kerap diomeli.

Mangas sapaan akrab Muhammad melanjutkan, atau mungkin oknum yang bertanggung jawab atas perbaikan jalan tersebut memberikan laporan lain ke meja direksi, sehingga direksi percaya saja,  tapi kenyataan di lapangan lain .

"Kalau perbaiki, perbaikilah  yang betul, Jangan hanya timbun tanah kuning. Itu sih cari aman, PT PAM harusnya melakukan penambalan di ruas-ruas jalan yang rusak menggunakan material kerikil. Dengan demikian, tentu daya tahan kerikil lebih tinggi dibandingkan tanah kuning. Usia jalan pun dapat lebih awet. Tapi jika hanya menggunakan tanah kuning, saya yakini tidak lama lagi jalan akan kembali rusak," ujarnya..

Sementara itu anggota Komisi B DPRD Sekadau, Horison mengatakan, investor tidak bisa seenaknya menggunakan fasilitas negara. Investor yang menanamkan modalnya di Bumi Lawang Kuari mesti memiliki kepedulian terhadap kondisi sosial, ekonomi, termasuk persoalan infrastruktur di wilayah investasinya.

Rusaknya jalan Gonis Rabu-Sei Asam, dimana PT PAM merupakan salah satu pihak yang sangat bergantung pada ruas jalan tersebut, mestinya PT PAM peduli akan ruas jalan tersebut.

“Bagaimanapun, mereka juga yang sering menggunakan jalan itu. Kalau masyarakat meminta mereka memperbaiki, sah-sah saja. Toh, mereka juga yang berandil besar merusaki jalan itu. Kalau mau perbaiki jalan, jangan asal-asalan, lakukan cor di beberapa titik yang kerap dalam lubangnya, kalau timbun batu terus itu sama saja buang uang percuma untuk timbun, karena belum apa-apa sudah dalam lagi itu lubang. Alat berat jenis ekskavator yang lalu lalang, apakah itu tidak merusak jalan," ungkapnya.

Ison sapaan akrabnya melanjutkan, ekskavator yang ada menurut laporan warga sudah merusak rapat beton yang masuk ke Sungai Asam. "Kita akui memang investor berinvestasi memang bayar pajak, hanya saja pengguna jalan lainnya tidak kah membayar pajak, jadi tidak bisa seenak perut main hantam saja itu jalan," paparnya.

Sementara itu kepala Bina Marga PT PAM Marwoto ketika dikonfirmasi mengenai perbaikan jalan yang menjadi urat nadi masyarakat tiga Belitang melalui pesan singkatnya merasa kaget ketika dihubungi.

"Maaf dapat nomor saya dari mana," balasnya tanpa memberikan konfirmasi yang ditanyakan awak media.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013