Jakarta (ANTARA) - Korps Marinir TNI Angkatan Laut mempersiapkan pasukannya untuk menjaga daerah perbatasan Indonesia-Malaysia dan beberapa pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste.
Jajaran prajurit dari Brigade Infanteri (Brigif) 2/Marinir dan Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir yang dipersiapkan Korps Marinir TNI AL itu tergabung dalam Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Pengamanan Ambalat XXX dan Satgasmar Pengamanan Pulau Terluar XXVIII yang tersebar di Pulau Nusa Barung, Pulau Dana, dan Pulau Batek.
Pusat Penerangan TNI dalam siaran resminya di Jakarta, Sabtu, menjelaskan prajurit Marinir dari Satgasmar Pengamanan Ambalat XXX dan Satgasmar Pengamanan Pulau Terluar XXVIII memulai latihan pratugasnya di Pusat Latihan Tempur Marinir (Puslatpurmar) 3 Grati, Pasuruan, Jawa Timur.
Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi dalam amanatnya yang dibacakan Komandan Komando Latih Marinir Kolonel Marinir Dede Harsana saat pembukaan latihan di Pasuruan, Rabu (22/5), menyampaikan prajurit Marinir punya peran penting menjaga wilayah perbatasan di Ambalat dan pulau-pulau terluar.
"Kehadiran Satgas Marinir di pulau-pulau terluar maupun perbatasan di Blok Ambalat memiliki aspek strategis sebagai kekuatan penangkal dan sebagai bukti pendudukan efektif Indonesia yang dapat memperkuat klaim pemilikan atas batas wilayah NKRI sesuai hukum internasional," katanya sebagaimana dikutip dari siaran resmi yang sama.
Beberapa pembekalan yang diterima pasukan Marinir Satgasmar Pam Ambalat XXX dan Satgasmar Pam Puter XXVIII mencakup pembekalan standar operasi dan hukum laut, pembalakan liar dan kehutanan, prosedur komunikasi, pemanduan helikopter, kemudian pembekalan hukum humaniter dan HAM.
Dalam latihan memandu helikopter, para prajurit Marinir itu diajarkan gerakan-gerakan dasar untuk mengarahkan helikopter saat hendak mendarat ataupun lepas landas. Di daerah operasi, adanya alutsista udara itu berperan untuk mempercepat distribusi bekal, infiltrasi pasukan, menurunkan logistik atau menerjunkan pasukan, dan evakuasi medis udara.
Kemudian, untuk pembekalan hukum laut, para prajurit Marinir itu menerima materi mengenai penegakan kedaulatan dan hukum laut di perbatasan Indonesia-Malaysia tepatnya di Blok Ambalat dan di pulau-pulau terluar Indonesia.
Mayor Laut (KH) Imam Bukhori, selaku salah satu pemateri, menegaskan prajurit Marinir yang menjaga garis batas wilayah berkewajiban menangkal dan menindak setiap bentuk ancaman di daerah perbatasan baik di darat, laut maupun udara.
Dia juga berpesan kepada para prajurit Marinir untuk menjaga hubungan baik dengan instansi lainnya di daerah penugasan, juga dengan tokoh masyarakat dan agama.
Dalam rentang waktu hampir 30 tahun, Korps Marinir TNI AL mengirimkan prajuritnya ke Blok Ambalat, yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia, juga ke pulau-pulau terluar, yang sebagian besar tak berpenghuni, untuk menegakkan kedaulatan sekaligus menjaga keamanan.
Pulau Nusa Barung yang menjadi salah satu tujuan Satgasmar Pam Puter Marinir merupakan pulau tak berpenghuni di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Pulau itu berada di wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia.
Kemudian, Pulau Dana di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, juga merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia. Terakhir, Pulau Batek merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 17.000 lebih pulau, dan hanya sekitar 7.000 pulau yang berpenghuni.