Pangkalpinang (Antara Kalbar) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Pangkalpinang meminta para nelayan mewaspadai gelombang laut di Selat Karimata yang diprakirakan mencapai ketinggian 3,5 meter pada Senin (25/8) pukul 07.00 WIB.
"Nelayan diharapkan berhati-hati jika menggunakan kapal penangkap ikan dengan berukuran kecil karena sangat berisiko seiring gelombang yang cukup tinggi," kata Staf Koordinator Unit Analisa BMKG Pangkalpinang Evi Diana Prihatiningsih di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya mengimbau nelayan tradisional tidak berlayar hingga ke tengah laut karena dapat membahayakan keselamatan.
"Dengan ketinggian gelombang ini bagi nelayan tradisional bisa mengakibatkan kecelakaan laut akibat hempasan ombak karena kebanyakan ukuran kapal mereka juga kecil," ujarnya.
Ketinggian itu, kata dia, juga disertai angin kencang yang mencapai kecepatan hingga 45 kilometer per jam dari timur menuju selatan.
"Kecepatan angin disertai dengan perubahan cuaca yang tidak menentu memicu naiknya gelombang di perairan itu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Nelayan diharapkan berhati-hati jika menggunakan kapal penangkap ikan dengan berukuran kecil karena sangat berisiko seiring gelombang yang cukup tinggi," kata Staf Koordinator Unit Analisa BMKG Pangkalpinang Evi Diana Prihatiningsih di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya mengimbau nelayan tradisional tidak berlayar hingga ke tengah laut karena dapat membahayakan keselamatan.
"Dengan ketinggian gelombang ini bagi nelayan tradisional bisa mengakibatkan kecelakaan laut akibat hempasan ombak karena kebanyakan ukuran kapal mereka juga kecil," ujarnya.
Ketinggian itu, kata dia, juga disertai angin kencang yang mencapai kecepatan hingga 45 kilometer per jam dari timur menuju selatan.
"Kecepatan angin disertai dengan perubahan cuaca yang tidak menentu memicu naiknya gelombang di perairan itu," ujarnya.
Editor : Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014