Jakarta (Antara Kalbar) - Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyimpulkan sebanyak 84,1 persen rakyat Indonesia menginginkan pilkada secara langsung dan hanya 5,8 persen rakyat Indonesia yang menginginkan pilkada melalui DPRD.
"Hasil survei ini menunjukkan keinginan masyarakat tetap menginginkan pelaksanaan pilkada secara langsung meskipun di tataran elite partai politik terjadi pembelahan sikap," kata Direktur Eksekutif LSI, Dodi Ambardi, ketika mempublikasikan hasil surveinya di Jakarta, Rabu.
Menurut Dodi, survei dilakukan terhadap 2000 responden yakni penduduk berusia 17 tahun atau lebih, atau mereka yang sudah menikah, di seluruh Indonesia, dengan metode wawancara tatap muka.
Survei yang dilakukan pada 25 Oktober hingga 3 November 2014 tersebut, kata dia, tingkat kepercayaannya 95 persen, dengan margin of error plus minus 2,1 persen.
Dodi menjelaskan, hasil survei tersebut relatif tidak berubah dengan hasil survei yang dilakukan LSI pada Februari 2012, dimana rakyat menginginkan pilkada diselenggarakan secara langsung, yakni pemilihan gubernur (86,7 persen) dan pemilihan bupati/wali kota (87,8 persen).
Dari realitas tersebut, kata dia, LSI menyimpulkan, bahwa sikap politik di tingkat elite yang terjadi pembelahan belum tentu sama dengan sikap politik rakyat.
Menjelang pemilu presiden, menurut Dodi, sikap politik di tingkat elite terbelah menjadi dua yakni Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat (KMP dan KIH).
"KIH mendukung pilkada secara langsung, sedangkan KMP mendukung pilkada tidak langsung melalui DPRD," katanya.
Ia menegaskan, pembelahan sikap politik di tingkat elite ini tidak sama dengan sikap politik di tingkat rakyat yang tetap konsisten menginginkan pilkada secara langsung.
LSI juga mensurvei preferensi pilkada langsung dan pilkada tidak langsung dari rakat yang memilih kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu presiden 2014.
Hasilnya, rakyat yang memilih pasangan Joko Widodo- Jusuf Kalla, sebanyak 89 persen menginginkan pilkada langsung.
Kemudian, rakyat yang memilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, sebanyak 78 persen menginginkan pilkada langsung.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Hasil survei ini menunjukkan keinginan masyarakat tetap menginginkan pelaksanaan pilkada secara langsung meskipun di tataran elite partai politik terjadi pembelahan sikap," kata Direktur Eksekutif LSI, Dodi Ambardi, ketika mempublikasikan hasil surveinya di Jakarta, Rabu.
Menurut Dodi, survei dilakukan terhadap 2000 responden yakni penduduk berusia 17 tahun atau lebih, atau mereka yang sudah menikah, di seluruh Indonesia, dengan metode wawancara tatap muka.
Survei yang dilakukan pada 25 Oktober hingga 3 November 2014 tersebut, kata dia, tingkat kepercayaannya 95 persen, dengan margin of error plus minus 2,1 persen.
Dodi menjelaskan, hasil survei tersebut relatif tidak berubah dengan hasil survei yang dilakukan LSI pada Februari 2012, dimana rakyat menginginkan pilkada diselenggarakan secara langsung, yakni pemilihan gubernur (86,7 persen) dan pemilihan bupati/wali kota (87,8 persen).
Dari realitas tersebut, kata dia, LSI menyimpulkan, bahwa sikap politik di tingkat elite yang terjadi pembelahan belum tentu sama dengan sikap politik rakyat.
Menjelang pemilu presiden, menurut Dodi, sikap politik di tingkat elite terbelah menjadi dua yakni Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat (KMP dan KIH).
"KIH mendukung pilkada secara langsung, sedangkan KMP mendukung pilkada tidak langsung melalui DPRD," katanya.
Ia menegaskan, pembelahan sikap politik di tingkat elite ini tidak sama dengan sikap politik di tingkat rakyat yang tetap konsisten menginginkan pilkada secara langsung.
LSI juga mensurvei preferensi pilkada langsung dan pilkada tidak langsung dari rakat yang memilih kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu presiden 2014.
Hasilnya, rakyat yang memilih pasangan Joko Widodo- Jusuf Kalla, sebanyak 89 persen menginginkan pilkada langsung.
Kemudian, rakyat yang memilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, sebanyak 78 persen menginginkan pilkada langsung.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014