Sintang (Antara Kalbar) - Kasus rabies akibat gigitan anjing gila yang sedang marak terjadi di Kabupaten Melawi, juga menjadi kekhawatiran masyarakat Sintang, yang menjadi kabupaten tetangganya. Apalagi di sejumlah kawasan Kota Sintang, seperti di Gang Wiyata, Mungguk Serantung dan kawasan Jalan MT Haryono lainnya,  terlihat banyak anjing liar berkeliaran.

Banyaknya anjing yang berkeliaran ini membuat sejumlah masyarakat jadi takut untuk berpergian jauh. Masyarakatpun belakangan malah parno  alias paranoid (rasa takut berlebihan) untuk berpergian ke daerah yang banyak anjingnya.

Masyarakat yang terlanjur tinggal di kawasan yang banyak anjing, mengaku merasa terancam. Salah satunya Dullah, warga Gang Suka Maju, Mungguk Serantung Sintang.  Dia mengaku takut jika melihat anjing setelah maraknya kasus rabies ini.

“Sebelum ada kasus rabies, kalau lihat anjing biasanya langsung saya kejar. Tapi sekarang takut banget kalau berpapasan dengan anjing,” ujar bapak berusia 56 tahun ini.

Dia mengaku, belum lama ini dirinya punya pengalaman yang membuat jantungnya nyaris copot. Diceritakan dia, saat itu kejadiannya malam hari, dia baru pulang dari Pontianak dan harus berjalan kaki dari depan gang. Ternyata di pertengahan gang dia dihadang oleh tiga ekor anjing yang menggonggongnya. “Karena takut itu anjing gila, saya jadi panik. Saya sampai masuk parit cari kayu saat anjing itu mengejar,” ceritanya.

Setelah kejadian ini, Dullah jadi trauma bertemu anjing. Dia pun memilih lebih banyak berdiam di rumah karena takut kalau ke luar bakal ketemu anjing. Dikatakan dia kalau gak ada keperluan penting, dirinya menjadi malas mau ke luar rumah. Karena banyaknya anjing yang berkeliaran. “Habis siapa juga yang mau digigit anjing. Tak mungkinkan saya gigit duluan sebelum anjing gigit saya,” ujarnya berkelakar.

Banyaknya anjing yang berkeliaran juga membuat cemas Pujiyanti, warga Gang Wiyata. Dia mengaku menjadi merinding setiap bertemu anjing. “Sekarang kalau ke luar rumah, terpaksa saya ngocekin  batu buat lempar anjing yang mau gigit,” katanya.

Ardianto, warga Masuka Sintang mendesak Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sintang bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang untuk segera turun ke lapangan mengecek kondisi anjing-anjing yang berkeliaran itu. “Jangan kalau sudah terjadi kasus baru turun ke lapangan. Karena sudah banyak juga masyarakat Kota Sintang yang terkena gigitan anjing,” katanya.

Dia mengatakan di Masuka, ada beberapa masyarakat yang digigit oleh anjing. Tapi sampai saat ini warga tersebut juga tidak tahu apakah digigit anjing gila atau bukan. “Instansi terkait harus cepatlah turun ke lapangan untuk mengamankan anjing-anjing yang liar ini,” pintanya.

Sementara, Pj Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Hary Sinto Linoh mengatakan sampai saat ini sudah ada empat kasus gigitan anjing yang korbannya masyarakat Kabupaten Sintang. Tapi mereka digigit anjing di wilayah Kabupaten Melawi. Dari empat orang yang terkena gigitan anjing itu, hanya satu orang terpaksa dirawat di rumah sakit. Tapi Sekarang sudah pulang. “Mereka sudah diberikan vaksin anti rabies,” kata dia.

Sinto mengatakan saat ini Kabupaten Sintang dalam status waspada rabies. Berbagai persiapan dilakukannya untuk mencegah kasus rabies terjadi. Salah satunya dengan menyiapkan vaksin anti rabies. “Kami juga sudah meminta seluruh Pukesmas di Kabupaten Sintang untuk waspada rabies,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan Desember tahun lalu, ada satu warga Sintang yang tewas karena digigit anjing gila. Namun dia digigit di wilayah Kabupaten Melawi. Sinto juga menyampaikan bagi masyarakat yang tergigit anjing segera mencuci luka tersebut dengan air hangat yang mengalir. Kemudian luka tersebut dicuci dengan sabun anti septik selama 15 hingga 30 menit. Setelah itu segera dibawa ke pukesmas atau rumah sakit.

Pewarta: Faiz

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015